JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

TANDA DAN GEJALA PENDERITA BUTA WARNA

 BUTA WARNA

Membingungkan, Bagian, Huruf, Abc

Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna.Buta warna juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut (cone cell) pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Buta warna merupakan suatu kelainan yang diakibatkan oleh sel-sel kerucut mata yang tidak mapu dalam menangkap suatu spektrum warna-warna tertentu

Anatomi

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola mata, mengandungreseptor yang menerima rangsangan cahaya (Ilyas,2008)

Menurut Guyton &Hall (1997), retina merupakan bagian mata yang peka terhadap cahaya mengandung sel-sel kerucut yang berfungsi untuk penglihatan warna dan sel-sel batang yang terutama berfungsi untuk penglihatan dalam gelap. Retina terdiri dari atas pars pigmentosa disebelah luar dan pars nervosa disebelah dalam. Permukaan luar retina sensorik  bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina, sehingga bertumpuk dengan membrane B runch, khoroid dan sclera, dan permukaan dalam berhubungan dengan corpus vitreum Snell, 2006)

Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut :

  • a.       Membrana limitans interna
  • b.      Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan menuju ke nevrus optikus
  • c.       Lapisan sel ganglion
  • d.      Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel ganglion dengan sel amakrin dan sel horizontal
  • e.       Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor
  • f.       Lapisan inti luar sel fotoreseptor
  • g.      Membran limitans eksterna
  • h.      Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar sel kerucut
  • i.        Epithelium pigmen retina. Lapisan dalam membrane brunch sebenarnya adalah membrane basalis epithelium pigmen retina (vaughan, 2000)

Etiologi

Buta warna itu sendiri adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan warna tertentu. Orang tersebut biasanya tidak buta semua warna melainkan hanya pada warna tertentu saja, meskipun demikian ada juga seseorang yang sama sekali tidak bisa melihat warna jadi hanya tampak hitam, putih dan abu-abu saja. Normalnya sel kerucut (cone) diretina mata mempunyai spectrum terhadap tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru. Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitiv untuk tiga jenis warna ini, maka ia dikatakan normal. Buta warna karena herediter dibagi menjadi tiga : monokromasi (buta warna total), dikromasi (hanya dua sel kerucut yang berfungsi), dan anomalus trikormasi (tiga sel kerucut berfungsi, salah satunya kurang baik) dari semua jenis buta warna, kasus yang paling umum adalah anomalus trikromasi, khususnya deutranomali, yang mencapai angka 5% dari pria. Sebenarnya, penyebab buta warna tidak hanya karena ada kelainan pada kromosom X, namun dapat mempunyai kaitan dengan 19 kromosom dan gen-gen lain yang berbeda. Beberapa penyakit yang diturunkan seperti distrofi sel kerucut dan akromatopsia juga dapat menyebabakan seseorang menjadi buta warna (Aanonim,2008).

Gen buta warna berkait dengan kromosom X (X-linked genes). Jadi kemungkinan seseornag pria yang memiliki genotif XY untuk terkena buta warna secara turunan lebih besar dibandingkan wanita yang bergenotif XX untuk terkena buta warna. Jika hanya terkait pada salah satu kromosom X nya saja, wanita disebut carrier atau pembawa, yang bias menurunkan gen buta warna pada anak-anaknya. Menurut salah satu riset 5-8% pria dan 0,5% wanita dilahirkan buta warna. Dan 99% penderita buta warna termasuk dikromasi, protanopia, dan deuteranopia. Dua gen yang berhubungan dengan munculnya buta warna adalah OPN1LW (opsin 1 Long Wave), yang menjadi pigmen merah dan OPN1MW (Oopsin 1 Middle Wave) yang menjadi pigmen hijau.

Buta warna dapat juga ditemukan pada penyakit macula saraf optik, sedang pada kelainan retina ditemukan cacat relative penglihatan warna biru dan kuning sedang kelainan saraf optik memberikan kelainan melihat warna merah dan hijau

Klasifikasi

Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu :

1.      Trikromasi, buta warna jneis ini adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh manusia. Buta warna trikomasi digolongkan atas :

a.       Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah

b.      Deutromali merupakan kelemahan warna hijau

c.       Tritanomali yaitu kelemahan terhadap warna biru

2.      Dikromasi, merupakan tidak adnya satu dari tiga jenis sel kerucut, terdiri atas :

a.       Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya kurang

b.      Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka terhadap warna hijau

c.       Tritanopia untuk warna biru

3.      Monokromasi, ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikit warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang

Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN