JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

FAKTOR RESIKO YANG MEMICU TERJADINYA PENYAKIT DISLIPIDEMIA

FAKTOR RESIKO YANG MEMICU TERJADINYA  PENYAKIT DISLIPIDEMIA

 


Penyakit kardiovaskuler akibat aterosklerosis dinding pembuluh darah dan trombosis  merupakan penyebab  utama kematian di dunia. Manifestasi  klinis utama dari penyakit tersebut adalah PJK, stroke iskemik, dan penyakit arteri perifer. Penyebab penyakit tersebut bersifat multifaktorial dimana sebagian diantaranya dapat dimodifikasi. Salah satu faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan  maupun penurunan  fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan  kadar HDL.

Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran yang penting  dan sangat erat kaitannya satu dengan yang lainnya  sehingga tidak mungkin dibicarakan sendiri-sendiri.ketiga-tiganya sekaligus dikenal sebagai triad lipid. Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat bukti kuat hubungan antara kolesterol LDL dengan kejadian kardiovaskuler berdasarkan studi luaran klinis sehingga kolesterol LDL merupakan target utama dalam tatalaksana dislipidemia.

Kolesterol HDL dapat memprediksi kejadian kardiovaskuler bahkan pada pasien yang telah diterapi dengan statin tetapi studi klinis tentang hubungan peningkatan konsentrasi kolesterol HDL dengan proteksi kardiovaskuler  tidak meyakinkan. Bila target kolesterol LDL sudah tercapai, peningkatan kolesterol HDL tidak menurunkan risiko  kardiovaskuler berdasarkan studi  klinis yang ada.  Gambaran laboratoium  untuk patokan kadar kolesterol yaitu kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman (desirable)adalah <200 mg/dl, kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai  untuk mulai  dikendalikan  (bordeline high) adalah  200-239 mg/dl, kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien  (high) adalah >240 mg/dl.

Faktor resiko yang dapat memicu terjadinya dislipidemia adalah kebiasaan makan sumber lemak jenuh, kelebihan berat badan,  kurangnya aktivitas fisik, alkoholisme, kebiasaan minum  kopi berlebihan, merokok, stress, usia lanjut dan menopause. Peran lipid sebagai sumber energi alternatif sumber kalori yang paling banyak dihasilkan tetapi tidak boleh berlebihan karena sisa metabolisme lemak yang bersifat toksik. Sel lemak subkutis sebagai bantalan kulit berfungsi untuk melindungi kerusakan organ-organ tubuh akibat trauma. Sel lemak yang berlebihan menghasilkan toksin  pro inflamasi  yang  akan menjadi aterosklerosis sehingga dapat meningkatkan kerusakan target organ seperti stroke hemoraghi, jantung koroner, penyakit ginjal kronis, dan penyumbatan pembuluh perifer. Penimbunan sel lemak berlebihan biasanya berhubungan dengan sindrom metabolik dan yang perlu dicurigai yaitu hipertensi, dislipidemia dan diabetes melitus.

Dislipidemia merupakan  faktor resiko yang utama, perubahan gaya hidup  masyarakat erat hubungannya dengan peningkatan kadar lipid. Penurunan kadar kolesterol sebesar 1 % akan menurunkan  resiko penyakit jantung koroner (PJK) sebesar 2%. Upaya mengubah gaya hidup seperti berhenti merokok, memelihara berat badan ideal, membatasi asupan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh akan menurunkan resiko PJK dan dapat menyebabkan perlambatan bahkan regresi  aterosklerosis.

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit dimana jantung tidak dapat berfungsi karena otot jantung rusak akibat kekurangan pasokan oksigen. PJK akan terjadi bila ada timbunan (plak) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, dan sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada jaringan intima, atau permukaan dalam bagian bagian pembuluh darah. 

Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN