PENEMUAN VITAMIN
- Get link
- X
- Other Apps
PENEMUAN VITAMIN
Pengakuan terhadap ikatan organik dalam jumlah sangat kecil dalam bahan
makanan yang diperlukan oleh tubuh yang kemudian dikenal sebagai vitamin,
terjadi pada awal abad ke 20. Sebelumnya
lind dari inggris telah menulis tentang penyakit scurvy, yang kemudian dikenal
sebagai penyakit kekurangan vitamin c. Pada tahun 1887, takaki menjelaskan
sindrom beri-beri yang terjadi pada pelaut jepang dan pencegahannya melalui
makanan. Tiga tahun kemudian diindonesia, pada saat itu dikenal sebagai
hindia-belanda, eykman menemukan bahwa selaput beras (aleuron) mengandung zat
yang dapat mencegah dan menyembuhkan beri-beri. Pada tahun 1907, holst dan
frolig di swedia, menimbulkan scurvy pada guinea pig dan dapat menyembuhkannya
dengan memberi buah-buahan segar dan kol.
Pekelharing dan hopkins pada tahun 1905 di inggris melakukan
penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh dan
kemudian mwnyimpulkan bahwa ada suatu zat aktif dalam makanan yang tidak
tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan scurvy dan rickets, kan
tetapi zat tersebut sesungguhnya belum diketahui
Funk dalam bukunya the etology of deficiency diseases yang diterbitkan pada
tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif tersebut.
Vita berasrti esensial untuk kehidupan, sedangkan faktor anti beri beri yang
diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun 1920 istilah
vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat anti faktor tersebut ternyata
tidak selalu dalam bentuk ikatan amaine. Usul perubahan nama ini datang dari
drummond, yang juga mengusulkan pemberian nomenklatur menurut abjad. Penemuan
vitamin A oleh McCollum dan davis pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam
penelitian gizi.vitamin kemudian diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk
kehidupan dan kesehatan, yang mudah diperoleh dari suusnan makanan yang
bervariasi.
Sumber : prinsip dasar ilmu gizi
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment