JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

PRINSIP PENATALAKSAAN HIPERTENSI

 HIPERTENSI

Dokter, Kantor Dokter, Stetoskop

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 10 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg.

Etiologi :

1.      Gangguan emosi

2.      Obesitas

3.      Konsumsi alkohol yang berlebihan

4.      Rangsangan kopi dan tembakau yang berlebihan

5.      Obat-obatan

6.      Keturunan

Manifestasi klinis

Pada pemeriksaan fisik kemungkinan tidak akan dijumpai adanya suatu kelainan yang nyata selain tekanan darah yang tinggi akan tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus). Seseorang yang mengalami hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala muncul biasanya dengan timbul adanya kerusakan vaskuler dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling sering muncul dan menyertai hipertensi.

Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak pada pusta vasomotor pada medula di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di thorak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Dengan dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Dengan dilepaskannya neropineprin akan mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor.

Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah mengjadi angiotensin II yang menyebabakan adanya satu vasokonstriktor yang kuat. Hal ini merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang mengakibatakan volume intravaaskuler. Semua faktor tersebut cenderung menyebabkan  hipertensi. Pada lansia, perubahan struktur dan fungsi pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan menurunkan kemampuan distensi daya tegang pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.

Evaluasi diagnostik

 Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting. Retina harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ seperti ginjal dan jantung. Hipertrofi ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi. Protein dalam urin dapat dideteksi dengan urinalisa. Pemeriksaan khusus seperti renogram, pielogram intervena, arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah, dan penentuan kadar urine dapat dilakukan untuk mengidentifikasikan pasien dengan penyakit kardiovaskuler.

Penatalaksanaan

1.      Penatalaksanaan farmokologis

2.      Penatalaksanaan non farmokologis (diet), penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap penatalaksanaan farmokologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi perlu diterapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuannya dari penatalaksanaan diet adalah sebagai berikut :

a.       Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap mempertahankan tekanan darah menuju normal.

b.      Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral

c.       Menurunkan faktor resiko lain seperti berat badan berlebih, tingginya asam lemak, kolesterol dalam darah.

d.      Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti ginjal dan DM

Prinsip penatalaksanaan hipertensi :

  • a.       Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
  • b.      Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita

c.       Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalm daftar diet. Konsumsi garam dapur tidak lebih dari 1/4-1/2 sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium (yogiantoro, 2006) 

Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN