PENCEGAHAN UNTUK PENYAKIT ASMA
- Get link
- X
- Other Apps
PENYAKIT ASMA
Diagnosis Penyakit Asma
1.
Anamnesa
a.
Keluhan
sesak napas, mengi, dada teras berat atau tertekan, batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh, atau batuk malam hari
b.
Semua
keluhan biasanya bersifat episodik dan reversible
c.
Mungkin
ada riwayata keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi yang lain
2.
Pemeriksaan
fisik
a.
Keadaan
umum : penderita tampak sesak napas dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam
posisi duduk
b.
Jantung
: Pekak jantung mengecil, takikardi
c.
Paru
:
-
Inspeksi
: dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong kebawah
-
Auskultasi
: terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjang
-
Perkusi
: hipersonor
-
Palpasi
: vokal fremitus kanan=kiri
3.
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan laboratorium
meliputi :
a.
Pemeriksaan
sputum
Pemeriksaan sputum
pada penderita asma akan didapati :
1)
Kristal-kristal
charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil
2)
Spiral
chrusmann, yakni yang merupakan chast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus
3)
Creole
yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
4)
Netrofil
dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
b.
Pemeriksaan
darah
1)
Analisa
gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis
2)
Kadang
pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
3)
Hiponatremia
dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15000/mm3 dimanan menandakan
terdapatnya suatu infeksi.
4)
Pada
pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
c.
Pemeriksaan
radiologi
Gambaran radiologi
pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran
hiperflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat
komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebgai berikut
1)
Bila
disertai dengan bronkhitis, maka bercak-bercak dihilus akan bertambah
2)
Bila
terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin
bertambah
3)
Bila
terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
4)
Dapat
pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal
5)
Bila
terjadi pneumonia mediastinum, pneumotorkas, dan pneumoperikardium, maka dapat
dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
d.
Pemeriksaan
tes kulit
Dilakukan untuk
mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi
yang positif pada asma.
e.
Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi
yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan
gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu:
1)
Perubahan
aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clockwise
rotation
2)
Terdapat
tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapat RBB (right bundle branch
block)
3)
Tanda-tanda
hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES dan
4)
VES
atau terjadinya depresi segemn ST negative
f.
Spirometri
Untuk menunjukkan
adanya obstruksi jalan napas reversible , cara yang paling cepat dan sederhana
diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan
spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol
(inhaler atau nnebulizer) golongan adrenergik. Peningkataan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20% menunjukan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga peting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatan. Banyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukan obstruksi (medicafarma,2008)
g.
Uji
provokasi bronkus untuk membantu diagnosis
Pengobatan profilaksis
dianggap merupakan cara pengobatan yang paling rasional, karena sasaran
obat-obat tersebut langsung pada fakor-faktor yang menyebabkan bronkospasme. Pada
umumnya pengobatan profilaksis berlangsung dalam jangka panjang, dengan cara
kerja obat sebagai berikut:
1)
Menghambat
pelepasan mediator
2)
Menekan
hiperakitivitas bronkus
Hasil yang
diharapkan dari pengobatan profilaksis adalah :
·
Bila
mungkin bisa menghentikan obat simptomatik
·
Menghentikan
atau mengurangi pemakaian steroid
·
Mengurangi
banyaknya jenis obat dan dosis yang dipakai
·
Mengurangi
tingkat keparahan penyakit, mengurangi frekuensi serangan dan meringankan
beratnya serangan
Obat profilaksis yang biasanya digunakan adalah :
·
Steroid
dalam bentuk aerosol
·
Disodium
cromolyn
·
Ketotifen
·
Tranilast
Pencegahan :
·
Menjauhi
alergen, bila perlu desentisitisasi
·
Menghindari
kelelahan
·
Menghindari
stress psikis
·
Mencegah/mengobati
ISPA sedini mungkin
·
Olahraga
renang, senam asma
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment