PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
- Get link
- X
- Other Apps
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Dalam sirkulasi darah didapatkan sel darah dan cairan yang disebut plasma. Sel darah tersebut terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), trombosit (sel pembekuan darah). Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah putih dan trombisit serta menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama berperan pada proses pembekuan darah. Pemeriksaan pada sel darah putih adalah kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, nilai eritrosit rerata (nilai NER), jumlah leukosit dan trombosit.
Selain itu
pemeriksaan hematologi, meliputi pula hitung retikulosit, hitung eosinofil,
aktifitas glucose 6 phospate dehydrogenase (G6PD), daya tahan osmotik eritrosit
yang dikenal sebagai resistensi osmotik eritrosit, penetapan fraksi hemoglobin
dalam eritrosit yang diperiksa dengan analisa hemoglobin, pemeriksaan sel lupus
eritmatosus (LE) serta penetapan golongan darah. Selain itu pemeriksaan
hematologi yang terpenting adalah pemeriksaan hitung jenis leukosit disertai
dengan penilaian morfologi sel draah yang dapat diketahui dengan pemeriksaan
gambaran darah tepi.
Pemeriksaan gambaran darah tepi dapat menilai kelainan bentuk dari eritrosit, leukosit dan trombosit yang dapat emnimbulkan kelainan secara hematologis. Pemeriksaan hematologi dapat dilakukan secara manual yang memakan waktu cukup lama dan tidak menunjukan ketelitian serta ketepatan yang baik. Akhir-akhir ini dengan perkembangan teknologi dalam bidang laboratorium, jumlah sel darah merah dapat dihitung dengan metoda otomatis yang disebut blood cell counter.
Dilaboratorium klinik utama bio medika pemeriksaan hematologi dilakukan dengan
blood cell counter yang disertai dengan pemantapan kualitas intra laboratorium
yang ketat dengan menggunakan bahan kontrol komersial. Hasil pemeriksaan
diperoleh dlaam waktu singkat serta hasil dapat dipercaya karena memiliki
ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Selain itu laboratorium klinik utama bio
medika juga mengikuti pemantapan kualitas (quality control) yang dijalankan
oleh departemen kesehatan serta pemantapan kualitas yang dilaksanakan oleh
perhimpunan dokter spesialis patologi klinik indonesia.
1.
Komposisi
darah terdiri dari :
a.
Bagian
padat yaitu sel darah merah (eritrosit)
b.
Sel
darah putih (leukosit)
c.
Tombosit/platelet
d.
Bagian
cairan yang disebut polasma
2.
Darah
berfungsi sebagai :
a.
Mengangkut
oksigen dan zat-zat yang diperlukan tubuh
b.
Mengangkut
bahan kimia hasil proses metabolisme tubuh
c.
Sebagai
mekanisme pertahanan tubuh sehingga dapat mendeteksi infeksi yang disebabkan
oleh virus maupun bakteri
3.
Pemeriksaan hematologi lengkap
Merupakan
pemeriksaan yang terdiri dari darah lengkap (Hb, eritrosit, leukosit,
trombosit, LED) dan hitung jenis (diff count)
Tujuan
dilakukan pemeriksaan hematologi lengkap :
a.
Mendeteksi
kelainan hematologi seperti anemia, leukimia/kanker darah
b.
Menunjang
diagnosa penyakit infeksi dengan melihat kenaikan dna penurunan jumlah sel
darah tersebut. Misalnya : demam berdarah yang bisa dideteksi dengna jumlah
trombosit yang menurun
c.
Mendeteksi
perdarahan yang menunjukan kelainan faal hemostasis
4.
Hemoglobin
(Hb)
Hb merupakan
senyawa protein dan besi dalam eritroset (sel darah merah) yang berfungsi
membawa oksigen ke seluruh tubuh. anemia
yaitu keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Menurut morfoogi
eritrosit didalam sediaan hapusan, anemia dapat digolongkan menjadi 3 golongan
yaitu :
a.
Anemia
mikrositik hipokrom
b.
Anemia
makrositik
c.
Anemia
normositik normokrom
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang
berlebihan oleh sumsum tulang
Polisitemia ada 3 macam yaitu :
a.
Polisitemia
vera, suatu penyakit yang tidak diketahui penyebabnya
b.
Polisitemia
sekunder, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat berkurangnya saturasi
oksigen misalnya pada kelainan jantung bawaan, penyakit paru dan lain-lain,
atau karena peningkatan kadar eritropoietin misalnya pada tumor hati dan ginjal
yang menghasilkan eritropoeitin berlebihan
c.
Polisitemia
relatif, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasmanya misal
pada luka bakar
5.
Leukosit
(sel darah putih)
Sel darah yang
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap bakteri maupun virus. Bila
jumlah leukosit lebih dari nilai normal, maka keadaan tersebut disebut
leukositosis. Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari
normal. Karena pada hitung jenis leukosit, neutrofil adalah sel yang paling
tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan oleh netropenia. Nilai
normal leukosit : 4.400-11.300 /uL
6.
Eritrosit
(sel darah merah)
Eritrosit berfungsi
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. nilai normal : 4,5-5,9 juta/uL
(laki-laki), dan 4,5-5,1 juta/uL (wanita)
7.
Hematokrit/Hct/PCV
hematokrit
merupakan perbandingan antara sel-sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit dengan pelasma darah. Nilai normal : 42-50% (laki-laki) dan 36-45%
(wanita)
8.
Mean
Corpuscular Volume (MCV)
Ukuran/ volume
eritrosit rata-rata
9.
Mean
corpuscular hemaglobin (MCH)
Berat kandungan
hemaglobin rata-rata dalam satu eritrosit. Mean corpuscular hemoglobin
concentration (MCHC) adalah kadar hemoglobin rata-rata dalam eritrosit
10. Trombosit
Sel darah yang
berperan dalm proses pembekuan darah. Berguna untuk mendiagnosa dan memantau
perdarahan, gangguan pembekuan darah. Nilai normal : 150.000-450.000/uL
11. Hitung jenis leukosit
Hitung jenis sel darah putih (diff count): merupakan
proporsi jumlah masing-masing jenis leukosit (eosinofil, basofil, stab, segmen,
limfosit dan monosit). Hal ini memberi petunjuk akan kemungkinan terjadi reaksi
apa ataukah penyakit tertentu.
a.
Eosinofil
Eosinofil berperan pada keadaan alergi. Meningkat pada
penyakit alergi, infeksi parasit misalnya : cacing usus
b.
Basofil
Basofil adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil lebih
dari 100/uL darah. Basofil sering dijumpai pada polisitemia vera dan leukemia
granulositik kronik. Pada penyakit alergi seperti eritroderma, urtikaria,
pigmentosa, dan kolitis ulserativa juga dapat dijumpai basofil
c.
Neutrofil
Neutrofil berperan dalam melindungi tubuh terhadap
infeksi. Penyebab neutrofil meningkat adalah infeksi bakteri, keracunan bahan
kimia dan logam berat, gangguan metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan,
kehilangan darah dan kelainan meiloproliferatif
d.
Limfosit
Limfosit berperan dalam memproduksi antybodi dalam
melawan infeksi
e.
Monosit
Monosit berperan dalam kekebalan tubuh/imunoblobin
12. Laju endap darah
Laju endap darah biasanya meningkat pada infeksi,
keradangan dan keganasan. Laju endap darah terutama mencerminkan perubahan
protein plasma yang terjadi pada infeksi akut maupun kronik, proses degenerasi
dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju endap darah merupakan respon
yang tidak spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk adanya
penyakit. Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk
menilai perjalanan penyakit seperti tuberkelosis, demam rematik, artitis dan
nefritis. Selain pada keadaan patologik, laju endap darah yang cepat juga dapat
dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan
setelah bulan ketiga dan pada orang tua.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment