PENYAKIT PADA SARAF OTAK
- Get link
- X
- Other Apps
PENYAKIT PADA SARAF OTAK
Penyakit atau kerusakan pada saraf otak menyebabkan timbulnya gejala-gejala
berikut ini :
- Kehilangan
daya penciuman
- Penglihatan
kabur atau hilang
- Penglihatan
rangka, juling
· Rasa
sakit yang persiten pada wajah atau rasa kaku pada wajah bila diadakan
langkah-langkah pembedahan guna meringankan rasa sakit yang persisten itu,
sakit gigi, dan pengunyahan lemah
- Paralisa
otot wajah
- Tinitus
atau pekak, pusing vestibular, kehilangan keseimbangan
- Kesulitan menelan
- Lidah
lemah, yang mengakibatkan sulit mengunyah dan bicara
Hemisfer otak
Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah cedera atau
yang menyusul kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung daerah dan
neuron yang terserang: bisa terjadi menyerang saraf motorik dan sensorik yang
berjalan melalui kapsula interna dalam perjalanannya ke dan dari otak. Paralisa
motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks meninggi, merupakan
akibat dari neuron tas yang terkena cedera. Hemipelghia hanya dapat menyerang
lengan dan tungkai sebelah saja, sedang otot wajah, kepala, leher, dan
badan-kendati badan kering tidak terkena-mungkin terserang juga. Paralisa
sensorik sebagai akibat cedera pada jalur sensorik. Gerak refleks tidak normal.
Ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik pupil mata yang adalah
kerja sama dan bantuan pasien sendiri
berikut keluarganya, guna meyakinkan mereka tentang kemungkinan penyembuhan
semaksimal mungkin. Serabut-serabut saraf utama dari pleuksus lumba sakral,
memperlihatkan jalur yang melalui anggota gerak bawah.
Penyakit parkinson,
paralisis agitans, diduga juga disebabkan degenerasi ganglion-ganglion basalis.
Cedera pada salah satu hemisfer serebeli menimbulkan gejala-gejala pada sisi
yang sama dari tubuh yang terkena gangguan itu. Pusat-pusat vital pengendalian
pernapasan dan tekanan darah terletak disini sehingga suatu kerusakan pada
daerah ini akan menyebabkan kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini
sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjadi disitu
dapat menyebabkan kematian. Jumlah jalur
saraf yang berpusat disini sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil
sekalipun yang terjadi di situ dapat menyebabkan kelemahan dan hilangnya perasaan.
Kerusakan pada sumsum
tulang yang sering disebabkan kecelakaan lalu lintas adalah cedera serius yang
dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Yang hendak dibicarakan disini ialah
terputusnya sumsum tulang belakang. Cacat yang diderita tergantung pada
parahnya cedera. Apabila cedera itu
mengenai daerah servikal pada lengan, badan, dan tungkai, penderita itu tidak
tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang, dibutuhkan pernapasan
buatan, sebelum alat pernapasan mekanik dapat digunakan. Sumsum tulang belakang yang terputus pada daerah
torakal dan lumbal mengakibatkan paralisis beberapa otot interkostal, paralisis
pada otot abdomen dan otot-otot pada kedua anggota gerak bawah, serta paralisis
sfingter pada ureta dan rektum. Mula-mula terjadi shok spinal, yang berlangsung
kira-kira seminggu. Otot yang terdapat dibawah daerah yang terkena cedera
menjadi lembek dan lemas, seperti yang terjadi pada cedera neuron motorik
bawah. Semua refleks hilang, dan timbul inkontinensia urine dan fese. Pada
tahap ini terdapat anestesi menyeluruh pada semua daerah yang teletak
dibawah bagian yang terkena cedera, yang
menimbulkan bahaya terjadinya kerusakan pada kulit, sehingga perawatan secara
terus menerus oleh sorang ahli sangat dibutuhkan.
Pada saat keadaan paralisis berlalu, otot mendapat kembali tonusnya,
kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spastik dan kaku.
Gerak refleks terjadi, khususnya pada bagian yang mempunyai hubungan dengan
kelompok otot fleksor dan abduktor, walaupun tidak terdapat pengendalian sadar
atas gerakan ini. Kemampuan pengendalian sadar hilang. Pada tahap ini
kemungkinan terjadi deformitas. Keadaan fungsi kandung kencing dan rektum
memerlukan perhatian. Inkontinensia urin dapat berubah menjadi retensio urine
yang melebihi daya tampung. Katerisasi sangat diperlukan karena urin yang tertinggal lama didalam
kandung kencing merupakan sumber infeksi yang dapat menyebar keseluruh saluran
urinari. Dengan bantuan pasien, bukanlah tidak mungkin mengembalikan refleks kandung
kencing dan defekasi yang otomatik.
Simton serupa dapat timbul pada setiap keadaan sumsum tulang belakang
terserang, seperti tekanan oleh tumor, atau pada penyait neurologik seperti
sklerosis multiple. Seorang pasien yang
menderita cacat jasmani yang mengerikan perlu diberi perhatian dan bantuan
khusus yang dapat diberikan, karena dilain pihak kita pun membutuhkan kerjasama
dari pihaknya. Adalah baik sekali kalau ia dirawat pada bagian perawatan khusus
“sumsum tulang belakang” seperti yang terdapat di stoke mandevile, yang
menyediakan dan memenuhi segala kebutuhannya, seperti sarana-sarana untuk
latihan bergerak, berputar, mengangkat, dan sebagainya. Selain itu
pengobatannya dapat juga dilengkapi dengan fisioterapi disamping kegiatan
rekreasi, pendidikan, ataupun tugas-tugas tertentu bagi sipasien, yang semuanya
ditujukan untuk mencapai penyembuhan semaksimal mungkin bagi si penderita.
Cedera pada urat saraf tepi dapat disebabkan adanya tekanan pada sebuah
akar saraf atau beberapa akar saraf yang menyebabkan timbulnya peradangan
(radikulitis). Sementara itu suatu gangguan pada sumsum tulang belakang mungkin
saja disebabkan : cedera pada diskus intervertebralis, spondilosis, tumor
ataupun fraktur tulang belakang. Adanya iga servikal menyebabkan timbulnya
neuritis brakial, sementara penyebab umum atau yang paling biasa pada neuritis
siatika adalah adanya cedera pada cakram antarruas tulang belakang.
Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi paada kecelakaan lalu
lintas dapat menyebabkan daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan
bergerak, karena hal ini merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabkan
hilangnya perasaan. Cedera pada serabut saraf tepi dapat diperbaiki melalui
pembedahan, tetapi kalau cedera itu terjadi pada serabut saraf utama anggota
gerak, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan atau menumbuhkan kembali
saraf yang cedera itu. Sementara itu, fisioterapi perlu diterapkan guna
membantu proses ini dan mempertahankan tonus otot yang terserang.
Neuritis adalah istilah gabungan yang digunakan dengan adanya gangguan pada
saraf tepi, entah itu karena peradangan, keracunan seperti pada neuritis
alkohol, maupun karena tekanan. Simtom yang timbul karena peradangan ada
macam-macam, biasanya berupa rasa sakit yang justru menghebat pada malam hari,
dan tidak berkurang kendati si penderita beristirahat. Gangguan sensibilitas
mencakup rasa baal, dan kesemutan; bahkan bisa terjadi paralisis. Pada
polineuritis keadaanya simetrik dan contoh-contoh untuk itu termasuk juga
neuritis alkoholik, neuritis diabetik dan neuritis yang disebabkan gangguan
metabolik, termasuk diabetik dan kekurangan vitamin, seperti pada beri-beri.
Bila neuritis itu timbul sebagai akibat tekanan, maka umumnya terdapat paresis
atau paralisis, tetapi rasa sakit itu mungkin saja tidak konstan. Jenis-jenis
neuritis dinamakan sesuai dengan pleksus
atau urat saraf yang terserang, misalnya:
· Neuritis pleuksus brakialis, yang mungkin disebabkan infeksi, cedera, ataupun tekanan. Neuritis nervus radialis, dapat cedera apabila lengan dibiarkan bergelantung pada sisi alat pengusung atau meja operasi. Tekanan pada nervus ulinaris dapat timbul karena bertelekan pada siku saat mau berbaring
·
Neuritis
siatika atau lebih dikenal dengan siatika. Timbulnya siatika sering kali diduga
disebabkan tekanan yang berasal dari prolapsus diskus intervertebralis atau
karena cedera lain pada bagian bawah kolumna vertebra. Nervus popliteus
lateralis terjadi apabila tungkai dibalut gips. Gips itu dapat menekan saat
melingkari kepala fibula.
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya
disebabkan infeksi virus. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak. Bedah saraf adalah cabang atau jenis
pembedahan yang sangat khusus serta berkembang pusat. Termasuk didalamnya
adalah semua pembedahan yang dilakukan terhadap otak, sumsum tulang belakang,
dan saraf tepi. Pemeriksaan-pemeriksaan teliti dilakukan sebelum operasi
dilaksanakan, guna menentukan secara pasti letak cedera ataupun tumor dan
dengan demikian memperoleh prognosis sejauh mungkin. Selain itu pemeriksaan itu
perlu, guna menentukan perawatan setelah operasi, ataupun tindakan lanjutan
lainnya yang dibutuhkan. Kraaniotimi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya
dilaksanakan bila terdapat tumor, darah, atau gumpalan darah, ataupun fraktur
pada kubah yang dapat menekan otak.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment