JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

PENYAKIT PADA SARAF OTAK

 


PENYAKIT PADA SARAF OTAK


Penyakit atau kerusakan pada saraf otak menyebabkan timbulnya gejala-gejala berikut ini :

  •        Kehilangan daya penciuman
  •          Penglihatan kabur atau hilang
  •          Penglihatan rangka, juling

·  Rasa sakit yang persiten pada wajah atau rasa kaku pada wajah bila diadakan langkah-langkah pembedahan guna meringankan rasa sakit yang persisten itu, sakit gigi, dan pengunyahan lemah

  •          Paralisa otot wajah
  •          Tinitus atau pekak, pusing vestibular, kehilangan keseimbangan
  •           Kesulitan menelan
  •          Lidah lemah, yang mengakibatkan sulit mengunyah dan bicara

Hemisfer otak

Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah cedera atau yang menyusul kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung daerah dan neuron yang terserang: bisa terjadi menyerang saraf motorik dan sensorik yang berjalan melalui kapsula interna dalam perjalanannya ke dan dari otak. Paralisa motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks meninggi, merupakan akibat dari neuron tas yang terkena cedera. Hemipelghia hanya dapat menyerang lengan dan tungkai sebelah saja, sedang otot wajah, kepala, leher, dan badan-kendati badan kering tidak terkena-mungkin terserang juga. Paralisa sensorik sebagai akibat cedera pada jalur sensorik. Gerak refleks tidak normal. Ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik pupil mata yang adalah kerja sama  dan bantuan pasien sendiri berikut keluarganya, guna meyakinkan mereka tentang kemungkinan penyembuhan semaksimal mungkin. Serabut-serabut saraf utama dari pleuksus lumba sakral, memperlihatkan jalur yang melalui anggota gerak bawah.

            Penyakit parkinson, paralisis agitans, diduga juga disebabkan degenerasi ganglion-ganglion basalis. Cedera pada salah satu hemisfer serebeli menimbulkan gejala-gejala pada sisi yang sama dari tubuh yang terkena gangguan itu. Pusat-pusat vital pengendalian pernapasan dan tekanan darah terletak disini sehingga suatu kerusakan pada daerah ini akan menyebabkan kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjadi disitu dapat menyebabkan  kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjadi di situ dapat menyebabkan kelemahan dan hilangnya perasaan.

            Kerusakan pada sumsum tulang yang sering disebabkan kecelakaan lalu lintas adalah cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Yang hendak dibicarakan disini ialah terputusnya sumsum tulang belakang. Cacat yang diderita tergantung pada parahnya cedera. Apabila cedera  itu mengenai daerah servikal pada lengan, badan, dan tungkai, penderita itu tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang, dibutuhkan pernapasan buatan, sebelum alat pernapasan mekanik dapat digunakan. Sumsum tulang belakang yang terputus pada daerah torakal dan lumbal mengakibatkan paralisis beberapa otot interkostal, paralisis pada otot abdomen dan otot-otot pada kedua anggota gerak bawah, serta paralisis sfingter pada ureta dan rektum. Mula-mula terjadi shok spinal, yang berlangsung kira-kira seminggu. Otot yang terdapat dibawah daerah yang terkena cedera menjadi lembek dan lemas, seperti yang terjadi pada cedera neuron motorik bawah. Semua refleks hilang, dan timbul inkontinensia urine dan fese. Pada tahap ini terdapat anestesi menyeluruh pada semua daerah yang teletak dibawah  bagian yang terkena cedera, yang menimbulkan bahaya terjadinya kerusakan pada kulit, sehingga perawatan secara terus menerus oleh sorang ahli sangat dibutuhkan.

Pada saat keadaan paralisis berlalu, otot mendapat kembali tonusnya, kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spastik dan kaku. Gerak refleks terjadi, khususnya pada bagian yang mempunyai hubungan dengan kelompok otot fleksor dan abduktor, walaupun tidak terdapat pengendalian sadar atas gerakan ini. Kemampuan pengendalian sadar hilang. Pada tahap ini kemungkinan terjadi deformitas. Keadaan fungsi kandung kencing dan rektum memerlukan perhatian. Inkontinensia urin dapat berubah menjadi retensio urine yang melebihi daya tampung. Katerisasi sangat diperlukan  karena urin yang tertinggal lama didalam kandung kencing merupakan sumber infeksi yang dapat menyebar keseluruh saluran urinari. Dengan bantuan pasien, bukanlah tidak mungkin mengembalikan refleks kandung kencing dan defekasi yang otomatik.

Simton serupa dapat timbul pada setiap keadaan sumsum tulang belakang terserang, seperti tekanan oleh tumor, atau pada penyait neurologik seperti sklerosis multiple.  Seorang pasien yang menderita cacat jasmani yang mengerikan perlu diberi perhatian dan bantuan khusus yang dapat diberikan, karena dilain pihak kita pun membutuhkan kerjasama dari pihaknya. Adalah baik sekali kalau ia dirawat pada bagian perawatan khusus “sumsum tulang belakang” seperti yang terdapat di stoke mandevile, yang menyediakan dan memenuhi segala kebutuhannya, seperti sarana-sarana untuk latihan bergerak, berputar, mengangkat, dan sebagainya. Selain itu pengobatannya dapat juga dilengkapi dengan fisioterapi disamping kegiatan rekreasi, pendidikan, ataupun tugas-tugas tertentu bagi sipasien, yang semuanya ditujukan untuk mencapai penyembuhan semaksimal mungkin bagi si penderita.

Cedera pada urat saraf tepi dapat disebabkan adanya tekanan pada sebuah akar saraf atau beberapa akar saraf yang menyebabkan timbulnya peradangan (radikulitis). Sementara itu suatu gangguan pada sumsum tulang belakang mungkin saja disebabkan : cedera pada diskus intervertebralis, spondilosis, tumor ataupun fraktur tulang belakang. Adanya iga servikal menyebabkan timbulnya neuritis brakial, sementara penyebab umum atau yang paling biasa pada neuritis siatika adalah adanya cedera pada cakram antarruas tulang belakang.

Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi paada kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, karena hal ini merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabkan hilangnya perasaan. Cedera pada serabut saraf tepi dapat diperbaiki melalui pembedahan, tetapi kalau cedera itu terjadi pada serabut saraf utama anggota gerak, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan atau menumbuhkan kembali saraf yang cedera itu. Sementara itu, fisioterapi perlu diterapkan guna membantu proses ini dan mempertahankan tonus otot yang terserang.

Neuritis adalah istilah gabungan yang digunakan dengan adanya gangguan pada saraf tepi, entah itu karena peradangan, keracunan seperti pada neuritis alkohol, maupun karena tekanan. Simtom yang timbul karena peradangan ada macam-macam, biasanya berupa rasa sakit yang justru menghebat pada malam hari, dan tidak berkurang kendati si penderita beristirahat. Gangguan sensibilitas mencakup rasa baal, dan kesemutan; bahkan bisa terjadi paralisis. Pada polineuritis keadaanya simetrik dan contoh-contoh untuk itu termasuk juga neuritis alkoholik, neuritis diabetik dan neuritis yang disebabkan gangguan metabolik, termasuk diabetik dan kekurangan vitamin, seperti pada beri-beri. Bila neuritis itu timbul sebagai akibat tekanan, maka umumnya terdapat paresis atau paralisis, tetapi rasa sakit itu mungkin saja tidak konstan. Jenis-jenis neuritis  dinamakan sesuai dengan pleksus atau urat saraf yang terserang, misalnya:

·         Neuritis pleuksus brakialis, yang mungkin disebabkan infeksi, cedera, ataupun tekanan.  Neuritis  nervus radialis, dapat cedera apabila lengan dibiarkan bergelantung pada sisi alat pengusung atau meja operasi. Tekanan pada nervus ulinaris dapat timbul karena bertelekan pada siku saat mau berbaring

·         Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika. Timbulnya siatika sering kali diduga disebabkan tekanan yang berasal dari prolapsus diskus intervertebralis atau karena cedera lain pada bagian bawah kolumna vertebra. Nervus popliteus lateralis terjadi apabila tungkai dibalut gips. Gips itu dapat menekan saat melingkari kepala fibula.

Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya disebabkan infeksi virus. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak.  Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang sangat khusus serta berkembang pusat. Termasuk didalamnya adalah semua pembedahan yang dilakukan terhadap otak, sumsum tulang belakang, dan saraf tepi. Pemeriksaan-pemeriksaan teliti dilakukan sebelum operasi dilaksanakan, guna menentukan secara pasti letak cedera ataupun tumor dan dengan demikian memperoleh prognosis sejauh mungkin. Selain itu pemeriksaan itu perlu, guna menentukan perawatan setelah operasi, ataupun tindakan lanjutan lainnya yang dibutuhkan. Kraaniotimi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila terdapat tumor, darah, atau gumpalan darah, ataupun fraktur pada kubah yang dapat menekan otak.  

Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN