JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

PENYAKIT DYSPAGHIA


PENYAKIT DYSPAGHIA 

 Saluran cerna berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, mengekskresikan sisa sisa pencernaan, saluran cerna atas dimulai dari rongga mulut sampai dengan duodenum, sedangkan saluran cerna bawah dumulai dari duodenum sampai dubur.  Gangguan saluran cerna  terdiri dari gangguan gigi mulut, disfagia, GERD, dispepsia/ gastritis, ulkus peptikum, gatrectomy, sulit/sakit mengunyah, sulit menelan, refluks isi lambung, heartburn, selama/setelah makan, rasa tidak nyaman setelah makan, gangguan selera makan intoleransi makanan, nyeri epigastrik saat makan, cepat kenyang, mual dan kembung atau diare dan semua gangguan saluran cerna dapat beresiko malnutrisi.

Dysphagia (dys = kesulitan, phagia = makan) yang artinya kesulitan  makan akibat gangguan  proses menelan yang merupakan masalah utama pada usia lanjut, 51-75% terjadi pada pasien stroke. Disfagia dibagi menjadi  dua yaitu disfagia orofaring dan disfagia esofageal. Disfagia orofaring adalah kesulitan memindahkan makanan ke bagian belakang mulut untuk memulai proses menelan. Makanan cair/liquid sering menimbulkan masalah aspirasi. Disfagia esofageal terjadi bila makanan berhenti diesofagus dan penyebab utamanya  karena GERD dan hal ini yang mengakibatkan terjadinya  penyempitan di esofagus, selain itu juga makanan padat menjadi penyebab masalah ini terjadi. Penyebab dari masalah disfagia secara umum yaitu kelainan sistem saraf menelan, pasca stroke, adanya massa atau tumor yang menutupi saluran cerna.

Perbedaan antara disfagia orofaring dan disfagia esofagus  yaitu : kalau disfagia orofaring merupakan kelainan rongga mulut, faring, dan esofagus dan biasanya didapatkan dari seseorang yang menderita penyakit stroke, penurunan air liur, masalah gigi dan obstruksi mekanik. Sedangkan pada dispagia esofagus merupakan kelainna pada esofagus, dan kardia gaster contohnya yaitu pada kelainan motalitas (pergerakan) saluran cerna. Kedua jenis penyakit disfagia ini beresiko mengakibatkan terjadinya gizi kurang.

Penderita penyakit disfagia ini dianjurkan untuk menerapkan diet yang tepat, adapun pemberian diet disfagia ini bertujuan untuk mencapai atau mempertahankan berat badan normal, meningkatkan asupan makan sesuai kebutuhan, mencegah tersedak dan aspirasi makanan, memberikan makanan yang dapat merangsang refleks menelan. Adapun syarat diet untuk penyakit disfagia ini yaitu cukup energi, protein, dan zat gizi lain, mudah dicerna prsi kecil tapi sering, cukup cairan, bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan diberikan bertahap, makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak/aspirasi dan cara pemberian makan peroral/pipa/sonde.

Indikasi pemberian diet ini untuk lansia, gangguan saraf menelan, tumor esofagus dan pasca stroke. Adapun untuk bentuk makanannya bergantung cara pemberiannya biasanya jika melalui pipa maka diberikan cair penuh dan jika peroral biasanya bentuk makanan berbentuk cair kental, saring dan lunak.  Tahapan pemberian diet ini yaitu dibagi menjadi 3 yaitu tahap 1 (makanan yang diberikan lembut, halus, perlu menggunakan pengental, tidak ada potongan juga bisa menggunakan MPASI sereal), tahap 2 (lebih padat, makanan lunak) dan tahap 3 (mendekati makanan biasa). Makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita disfagia yaitu disesuaikan dengan tahapannya jika tahap 1 makanan yang tidak dianjurkan : agar-agar, peanut butter, keju, telur rebus/mata sapi), tahap 2 yang tidak dianjurkan yaitu nasi, roti kering, jagung dan kacang-kacangan, sedangkan untuk tahap 3 makanan yang tidak dianjurkan yaitu buah yang keras (apel,pir), jagung utuh, kacang-kacangan dan kripik. Anjuran saat makan untuk penderita disfagia yaitu duduk posisi 90 derajat  sampai 30-45 menit setelah makan, porsi gigitan kecil maksimal 1 sendok teh, makan secara perlahan 1  waktu makan 1 jenis makanan, tidak bicara atau ngobrol saat makan, menempatkan makanan pada bagian mulut yang sehat, buat susunan makan menyenangkan (dengan doa dan tanpa gangguan).

Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN