PENYAKIT DYSPAGHIA
- Get link
- X
- Other Apps
PENYAKIT DYSPAGHIA
Saluran cerna berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, mengekskresikan sisa sisa pencernaan, saluran cerna atas dimulai dari rongga mulut sampai dengan duodenum, sedangkan saluran cerna bawah dumulai dari duodenum sampai dubur. Gangguan saluran cerna terdiri dari gangguan gigi mulut, disfagia, GERD, dispepsia/ gastritis, ulkus peptikum, gatrectomy, sulit/sakit mengunyah, sulit menelan, refluks isi lambung, heartburn, selama/setelah makan, rasa tidak nyaman setelah makan, gangguan selera makan intoleransi makanan, nyeri epigastrik saat makan, cepat kenyang, mual dan kembung atau diare dan semua gangguan saluran cerna dapat beresiko malnutrisi.
Dysphagia (dys = kesulitan, phagia = makan) yang
artinya kesulitan makan akibat
gangguan proses menelan yang merupakan masalah
utama pada usia lanjut, 51-75% terjadi pada pasien stroke. Disfagia dibagi
menjadi dua yaitu disfagia orofaring dan
disfagia esofageal. Disfagia orofaring adalah kesulitan memindahkan makanan ke
bagian belakang mulut untuk memulai proses menelan. Makanan cair/liquid sering
menimbulkan masalah aspirasi. Disfagia esofageal terjadi bila makanan berhenti
diesofagus dan penyebab utamanya karena
GERD dan hal ini yang mengakibatkan terjadinya penyempitan di esofagus, selain itu juga
makanan padat menjadi penyebab masalah ini terjadi. Penyebab dari masalah
disfagia secara umum yaitu kelainan sistem saraf menelan, pasca stroke, adanya
massa atau tumor yang menutupi saluran cerna.
Perbedaan antara disfagia orofaring dan disfagia
esofagus yaitu : kalau disfagia
orofaring merupakan kelainan rongga mulut, faring, dan esofagus dan biasanya
didapatkan dari seseorang yang menderita penyakit stroke, penurunan air liur,
masalah gigi dan obstruksi mekanik. Sedangkan pada dispagia esofagus merupakan
kelainna pada esofagus, dan kardia gaster contohnya yaitu pada kelainan
motalitas (pergerakan) saluran cerna. Kedua jenis penyakit disfagia ini
beresiko mengakibatkan terjadinya gizi kurang.
Penderita penyakit disfagia ini dianjurkan untuk
menerapkan diet yang tepat, adapun pemberian diet disfagia ini bertujuan untuk
mencapai atau mempertahankan berat badan normal, meningkatkan asupan makan
sesuai kebutuhan, mencegah tersedak dan aspirasi makanan, memberikan makanan
yang dapat merangsang refleks menelan. Adapun syarat diet untuk penyakit
disfagia ini yaitu cukup energi, protein, dan zat gizi lain, mudah dicerna prsi
kecil tapi sering, cukup cairan, bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan
diberikan bertahap, makanan cair jernih tidak diberikan karena sering
menyebabkan tersedak/aspirasi dan cara pemberian makan peroral/pipa/sonde.
Indikasi pemberian diet ini untuk lansia, gangguan
saraf menelan, tumor esofagus dan pasca stroke. Adapun untuk bentuk makanannya
bergantung cara pemberiannya biasanya jika melalui pipa maka diberikan cair
penuh dan jika peroral biasanya bentuk makanan berbentuk cair kental, saring
dan lunak. Tahapan pemberian diet ini
yaitu dibagi menjadi 3 yaitu tahap 1 (makanan yang diberikan lembut, halus,
perlu menggunakan pengental, tidak ada potongan juga bisa menggunakan MPASI
sereal), tahap 2 (lebih padat, makanan lunak) dan tahap 3 (mendekati makanan
biasa). Makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita disfagia yaitu
disesuaikan dengan tahapannya jika tahap 1 makanan yang tidak dianjurkan :
agar-agar, peanut butter, keju, telur rebus/mata sapi), tahap 2 yang tidak
dianjurkan yaitu nasi, roti kering, jagung dan kacang-kacangan, sedangkan untuk
tahap 3 makanan yang tidak dianjurkan yaitu buah yang keras (apel,pir), jagung
utuh, kacang-kacangan dan kripik. Anjuran saat makan untuk penderita disfagia
yaitu duduk posisi 90 derajat sampai
30-45 menit setelah makan, porsi gigitan kecil maksimal 1 sendok teh, makan
secara perlahan 1 waktu makan 1 jenis
makanan, tidak bicara atau ngobrol saat makan, menempatkan makanan pada bagian
mulut yang sehat, buat susunan makan menyenangkan (dengan doa dan tanpa
gangguan).
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment