JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

Permasalahan Lingkungan Hidup

 

Permasalahan Lingkungan Hidup

 Perlindungan Lingkungan, Konservasi Alam

permasalahan lingkungan hidup, atau secara pendek lingkungan, mendapat perhatian yang besar dihampir semua negara. ini terutama terjadi dalam dasawarsa 1970-an setelah diadakannya konferensi PBB tentang lingkungan  hidup  di stokholm dalam tahun 1972 dilaksanakan pada tanggal 5 juni, dan disepakati sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Dalam konferensi stockholm telah disetujui banyak resolusi tentang lingkungan hidup yang digunakan sebagai landasan tindak lanjut. Salah satu diantaranya ialah didirikannya badan khusus dalam PBB yang ditugasi untuk mengurus permasalahan lingkungan, yaitu United Nations environmental programme, disingkat UNEP. Badan ini bermarkas besar di nairobi, kenya.

 

Suatu tonggak sejarah tentang permasalahan lingkungan  hidup di indonesia ialah diselenggarakannya seminar pengelolaan lingkungan hidup dan pembangunan nasional oleh universitas padjajaran di Bandung pada tanggal 15-18 mei 1972. Seminar itu merupakan seminar tentang lingkungan hidup pertama kalinya diadakan diindonesia.

 

Walaupun seminar bandung itu telah dilaksanakan lebih dari 10 tahun yang lalu, namun apabila disimak kembali laporan tersebut ternyata banyak yang kini masih berlaku.

 

Dalam bulan september 1972, universitas padjajaran telah mendirikan lembaga ekologi sebagai tindak lanjut  seminar tersebut. Alasan mengapa lembaga itu tidak disebut lembaga penelitian lingkungan hidup, ialah karena yang menjadi perhatian bukanlah lingkungan hidup itu sendiri, melainkan hubungan timbal balik anatara manusia dengan lingkungan hidupnya. Jadi, pada hakekatnya yang menjadi perhatian ialah masalah ekologi.

 

Terdapat kesan dan pengertian umum, permasalahan lingkungan hidup adalah suatu hal yang baru. Permasalaan lingkungan hidup itu ada sejak manusia ada dibumi. Para ahli memperkirakan umur bumi telah kira-kira 5 miliyar tahun. Pada mulanya atmosfer bumi tidak terdapat oksigen (O2), sedangkan kadar karbondioksida (CO2) tinggi. Susuanan kimia atmosfer dan kondisi lingkungan lainnya pada waktu itu menunjukan belum adanya kehidupan dibumi, karena kondisi itu tidak memungkinkan adanya kehidupan. Kira-kira 41/2 milyar tahun yang lalu mulailah terdapat air cair dipermukaan bumi dan mulailah terbentuk kehidupan yang sederahana dalam bentuk molekul organik, antara lain juga yang mengandung zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya klorofil mulailah berlangsung proses fotosintesis di bumi. Dalam proses ini makhluk yang berklorofil mengolah CO2, dengan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi, menjadi karbohidrat dan terbentuk pula O2. Dengan makin berkembangnya organisme yang berklorofil, proses fotosisntesis pun makin berkembang.

Proses itu selanjutnya memungkinkan terbentuknya lapisan ozon atmosfer atas (stratosfer), sehingga bumi terlindung dari sinar matahari bergelombang pendek yang mematikan makhluk hidup. Dengan adanya perlindungan lapisan ozonkehidupan tidak hanya berkembang didalam lapisan air yang dalam, yang melindungi makhluk hidup dari gelombang pendek matahari oleh lapisan air yang tebal, melainkan juga di lapisan air yang atas. Bahkan dengan sempurnanya perlindungan lapisan ozon, kehidupan dapat pula berlangsung didaratan.

Kenaikan kadar O2  dalam atmosfer memungkinkan pula berkembang organisme hidup aerob, yaitu organisme yang membutuhkan O2  untuk kehidupannya. Lambat laun bentuk kehidupan pun makin kompleks. Dari organisme bersel satu berkembanglah organisme bersel banyak dengan bermacam organ yang tersusun dalam strukturyang tersusun dalam struktur  yang teratur. Organ-organ dalam tubuh itu bekerjasama dengan rapih sebagai suatu kesatuan sistem.

Terbentuknya lingkungan hidup tidak terjadi secara linier lurus. Misalnya, pada waktu-waktu tertentu terjadi peristiwa geologi yang besar yang melipat permukaan bumi, sehingga terbentuklah gunung-gunung dan aktivitas volkanis. Dengan peristiwa itu tersingkaplah batu-batuan dari lapisan dalam yang lalu bersentuhan dengan atmosfer dan mengalami oksidasi. Proses oksidasi besar-besaran itu menurunkan kadar O2 dalam atmosfer. Karena itu setiap orogenesis, yaitu proses pembentukan pegunungan, yang kadang-kadang meningkat dan kadang-kadang menurun, terjadilah pula  fluktuasi kadar O2  dalam atmosfer.

Perubahan yang besar dalam lingkungan hidup mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Dalam sejarah bumi kita telah tercatat punahnya beribu jenis hewan  dan tumbuhan. Misalnya dinosaurus, hewan melata (reptilia) pada zaman purba yang banyak jenisnya, telah punah lebih dari 60 juta tahun lalu. Manusia purba  seperti  Australopithecus africanus dan A.robustus di afrika,  manusia primitif solo dijawa, telah punah. Apa sebab kepunahan mereka, tidaklah diketahui dengan pasti. Kita hanyalah dapat menerka, mereka punah mungkin karena terkena bencana alam, perubahan iklim, wabah penyakit, kalah bersaing dengan makhluk lain atau kombinasi faktor-faktor itu, yang kesemuanya merupakan masalah lingkungan.

Uraian diatas menjelaskan bahwa permasalahan lingkungan bukanlah hal yang baru. Permasalahan itu ada sejak bumi itu lahir, apabila kita meninjau lebih jauh  dan bukannnya antroposentris. Kita lihat pula bahwa bumi itu tidaklah statis, melainkan dinamis dengan terus menerus  mengalami perubahan. Kini perubahan pun masih berjalan. Kontinen-kontinen bergerak, gempa bumi terjadi, gunung berapi meletus, angin taufan mengamuk, serta musim kemarau dan musim penghujan yang abnormal terjadi. Perubahan itu hanya terjadi sebagaian saja yang disebabkan oleh manusia. Letusan Gunung Tambora di Sumbawa (1815), Gunung Krakatau di Selat Sunda (1883), Gunung Agung di Bali (1962) dan Gunung Gulunggung di Jawa Barat (1982) adalah peristiwa alam yang terjadi sama sekali diluar pengaruh kegiatan manusia. Tanpa manusia pun, yaitu sebelum manusia ada, telah ada juga kepunahan hewan dan tumbuhan. Jadi kepunahan hewan dan tumbuhan tidak selalu disebabkan manusia.

Namun dengan demikian makin majunya teknologi  masalah lingkungan antropogenik, yaitu yang disebabkan oleh manusia, makin besar, teknologi komunikasi pun makin maju. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, informasi tentang permasalahan lingkungan menyebar dengan luas  dan cepat kesegala penjuru dunia. Disamping itu permasalahn lingkungan bersumber dari negara yang telah maju, anatara lain amerika serikat. Karena citranya sebagai negara maju, dan kekuasaan ekonomi dan politik negara maju itu, perbincangan tentang permasalahan lingkungan pun diikuti oleh negara yang sedang berkembang. Seringkali ikut sertanya itu secara membabi buta, tanpa ditelaah relevansi permasalahannya dengan kondisi  negara yang bersangkutan. Misalnya, pencemaran oleh industri  merupakan masalah utama dinegara yang maju dan karena itu pencemaran industri mendominasi permasalahan lingkungan di negara itu. Tetapi di negara berkembang seperti indonesia yang menjadi permasalahan lingkungan yaitu pencemaran limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari rumah tangga, lebih umum dan mengenai lebih banyak orang dari pencemaran oleh industri. Misalnya lebih dari 5 juta orang menderita sakit muntah berak yang disebabkan oleh tercemarnya air oleh kotoran manusia.

Orang beranggapan pula, pernasalahan lingkungan menjadi besar karena kemajuan teknologi. Tetapi harus pula disadari teknologi bukan saja dapat merusak lingkungan, melainkan diperlukan juga untuk mengatasi masalah lingkungan. Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan ialah besarnya populasi manusia. Dengan pertumbuhan populasi manusia yang cepat, kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat pemukiman dan lain kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat. Pertumbuhan populasi ini telahb mengakibatkan perubahan yang besar dalam lingkungan hidup. Di negara berkembang  yang tingkat ekonominya dan teknologinya masih rendah, kerusakan hutan dan tata air yang disertai kepunahan tumbuhan dan hewan, dan erosi tanah, serta sanitasi yang buruk yang menyebabkan berkecambuknya penyakit infeksi dan parasit, merupakan masalah lingkungan yang mencekam didaerah itu. Masalah itu hanya dapat diatasi dengan meningkatkan kemampuan dan ekonomi rakyat, sehingga dengan itu akan dapat membuat penduduk menjadi mampu untuk menanggulangi masalah itu dengan kekuatan sendiri.

Dengan demikian masalah lingkungan di negara yang sedang berkembang hanyalah dapat  diatasi dengan pembangunan, oleh karena itu  disebabkan oleh kemelaratan dan kurangnya pembangunan. Pembangunan dan pembinaan lingkungan adalah sejoli yang tak terpisahkan. Namun  pembangunan itu dapat dan telah menyebabkan masalah lingkungan  yang mengurangi, bahkan meniadakan, manfaat pembangunan. Oleh karena itu masalahnya bukanlah untuk mempertanyakan  membangun atau tidak membangun, misalnya menggunakan atau tidak menggunakan pestisida untuk  pangan, membuat atau tidak membuat pabrik, dan seterusnya. Yang menjadi masalah ialah bagaimanakah membangun yang tidak merusak lingkungan, yaitu pembangunan yang bijaksana yang akan menaikkan kualitas lingkungan yang terdukung terlanjutkan. Jadi pembangunan yang berwawasan lingkungan.  

 

Daftar pustaka :

Soemarwoto, otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN