DAGING
Daging merupakan makanan sumber protein tinggi dan lebih banyak
mengandung sterol atau disebut kolesterol. Adapun dging sendiri dapat diolah menjadi beberapa olahan makanan seperti dibawah ini:
· Abon
Cara Pembuatan Abon :
Daging sapi atau daging kerbau dipotong
menjadi tetelan daging. Lemak dan jaringan ikat dibuang dari seluruh
permukaannya, lalu potong-potong dengan ukuran 4 x 4 x 4 cm. Selanjutnya dicuci
dengan air bersih, sehingga bebas dari kotoran dan sisa darah. Daging yang
telah dipersiapkan diatas ditimbang seberat 5 kg. Rebus potongan-potongan
daging tersebutdalam air mendidih selama 30 - 60 menit.
1.
Setelah didinginkan, tumbuk daging yang telah
direbus dengan cobek dan alu, lalu pisahkan seratnya-seratnya dengan menggunakan
garpu.
2.
Timbang bumbu-bumbu yang diperlukan sebagai
berikut : 25 gr ketumbar, 125 gr kemiri, 350 gr gula merah, 150 gr bawang
merah, 50 gr bawang putih dan 200 gr garam dapur.
3.
Tumbuk bumbu-bumbu yang telah ditimbang tersebut
satu per satu sampai halus, campur dan aduk sampai semuanya tercampur secara
homogen, lalu tumis dengan sedikit minyak goreng dalam wajan.
4.
Timbang daging kelapa seberat 3 kg, lalu parut
dan peras santannya dengan penambahan air panas secukupnya.
5.
Masukkan santan yang dihasilkan r 7 ke dalam
wajan, tambahan ke dalamnya daging yang telah disuwir-suwir (dipisahkan dalam
bentuk seratserat daging) dan bumbu-bumbu yang telah dipersiapkan, aduk sampai
merata, lalu panaskan di atas kompor sampai kering dan tiriskan di atas.
6.
Panaskan sebanyak 0.5 kg minyak goreng dalam
wajan di atas kompor dengan api yang sedang besarnya, masukkan ke dalamnya
daging yang telah dipersiapkan sedikit demi sedikit dan goreng sampai kering
dan berwarna coklat muda, lalu tiriskan dan dinginkan di atas.
7.
Kemas abon yang dihasilkan dalam kantong plastik
atau kemasan lainnya.
Pembuatan dendeng yang biasa dilakukan
terdiri dari tahap-tahap berikut : persiapan bahan, pengirisan atau
penggilingan, pemberian bumbu, pencetakan (untuk dendeng giling), dan
pengeringan. Persiapan meliputi pemilihan daging dan pembersihan dari kotoran
dan lapisan lemak maupun urat. Pengirisan dimaksudkan untuk memperluas
permukaan daging sehingga pengeringan akan cepat. Sedangkan penggilingan akan
memudahkan pencampuran bumbu hingga homogen dan daging mudah dibentuk.
Pengeringan dendeng bisa dilakukan dengan penjemuran maupun menggunakan oven
hingga mencapai kadar air tertentu.
·
Bakso
Daging
Pembuatan bakso terdiri dari persiapan
bahan, penghancuran daging, pencampuran bahan dan pembuatan adonan, pencetakan
dan pemasakan. Persiapan bahan meliputi pemilihan daging dan penyiangan bahan
tambahan lainnya. Daging bisa dipilih
yang segar, bersih atau dibersihkan dari lemak permukaan dan jaringan ikat atau
urat. Penghancuran daging bertujuan untuk memecah serabut daging, sehingga
protein yang larut dalam larutan garam akan mudah keluar. Penghancuran daging
untuk bakso dapat dilakukan dengan cara mencacah, menggiling atau mencincang
sampai lumat. Alat yang biasa digunakan antara lain pisau, pencincangan
(chopper), atau penggiling (grinder). Pembentukan adonan dapat dilakukan dengan
mencampur seluruh bagian bahan kemudian menghancurkan-nya sehingga membentuk
adonan. Atau dengan meng-hancurkan daging bersama-sama garam dan es batu
terlebih dulu, baru kemudian dicampurkan bahan-bahan lain dengan alat yang sama
atau menggunakan mixer.
Pemasakan bakso biasanya dilakukan dalam
dua tahap. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam panci berisi air hangat
sekitar 600C sampai 800C, sampai bakso mengeras dan mengambang di permukaan
air. Pada tahap selanjutnya, bakso dipindahkan ke dalam panci lainnya yang
berisi air mendidih, kemudian direbus sampai matang, biasanya sekitar 10 menit.
Pemasakan bakso dalam dua tahap tersebut dimaksudkan agar permukaan produk
bakso yang dihasilkan tidak keripuk dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang
terlalu cepat.
·
Pembuatan Sosis Berdasarkan kehalusan emulsi
daging, sosis dibedakan menjadi sosis kasar dan sosis emulsi. Pada pembuatan
sosis kasar tahapan pengolahannya lebih sederhana, yaitu menggiling daging
sampai halus kemudian mencampurkannya dengan lemak sampai merata. Sedangkan
pada pembuatan sosis emulsi, tahapan pencampurannya terdiri dari pencampuran,
pencacahan dan pengemulsian. Secara lengkap tahapan pengolahan kedua jenis
sosis tersebut sebagai berikut : pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan,
penggilingan, pencampuran (termasuk tahapan pencacahan dan pengemulsian),
pemasukkan ke dalam casing, pengikatan, penggantungan, pemasakan (perebusan,
pengukusan atau pengasapan), pendinginan (penyemprotan dengan air dingin atau
penyimpanan dingin), pengupasan dan pengemasan. Penggilingan bertujuan untuk
menyebar ratakan lemak dalam daging. Sebelum digiling daging biasanya dulu
sampai suhu –20 0C, sehingga suhu penggilingan tetap di bawah 22 o C. Hal ini
untuk mencegah terdenaturasinya protein yang sangat penting sebagai emulsifier.
Pada tahap pencampuran diharapkan lemak yang
ditambahkan akan menyebar secara merata. Demikian juga bahan kuring (sendawa),
serpihan es garam dapur, bahan pengikat dan bahan tambahan lainnya. Suhu adonan
pada pencampuran harus dipertahankan serendah mungkin yaitu sekitar 3 sampai 12
o C. Pemasukkan adonan sosis ke dalam casing menggunakan alat khusus (disebut
stuffer) bertujuan membentuk dan mempertahankan kestabilan sosis. Memantapkan
warna dan mematikan mikroba. Pemasakan dapat dilakukan dengan cara seperti
perebusan, pengukusan, pengasapan dan kombinasi caracara tersebut. Pengasapan
dapat memberikan cita rasa khas, mengawetkan dan memberi warna khas.
Pendinginan sosis setelah pemasakan selain untuk menurunkan suhu sosis secara
cepat, juga untuk memudahkan pengupasan, pembungkus (casing) jika menggunakan
jenis yang tidak dapat dimakan.
sumber :
Comments
Post a Comment