JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

PENATALAKSANAAN PENYAKIT DISLIPIDEMIA


PENYAKIT DISLIPIDEMIA



       Dislipidemia

Dislipidemia adalah keadaan kadar lipid yang abnormal pada plasma dan mencakup spectrum yang luas. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL (Dipiro et al, 2015)

Etiologi Dislipidemia
Etiologi dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti: 

Faktor Jenis Kelamin 
Jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan dengan rendahnya kolesterol HDL. Resiko terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada pria. Sebagaimana penelitian Cooper pada 589 perempuan didapatkan respon peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu kadar LDL kolesterol meningkat lebih cepat sedangkan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar kolesterol total/HDL menjadi rendah (Djauzi, 2005). 

Faktor Usia 
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relative tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di pembuluh darah. Prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun (Djauzi, 2005). 

Faktor Genetik 
Faktor genetik merupakan salah satu faktor terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen diturunkan secara berpasangan memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dan diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor genetik (Djauzi, 2005).

Faktor Kegemukan 
Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat badan atau juga bisa disebut dengan penyakit obesitas. Kelebihan berat badan ini juga bisa disebabkan oleh makanan yang terlalu banyak yang mengandung lemak jahat tinggi di dalamnya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan dapat menurunkan HDL (Anwar, 2004).

Faktor Olahraga 
Manfaat berolahraga secara teratur dapat membantu untuk meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. Selain itu berolahraga mampu meproduksi enzim yang berperan untuk membantu proses memindahkan kolesterol LDL dalam darah terutama pada pembuluh arteri kemudian dikembalikan menuju ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. Asam empedu ini diperlukan melancarkan proses pencernaan kadar lemak dalam darah. Semakin rutin berolahraga dengan teratur maka kadar kolesterol LDL dalam tubuh akan semakin berkurang sampai menuju ke titik normal (Arisman, 2008).

Faktor Merokok 
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menurunkan kolesterol HDL. Ketika pengguna rokok menghisap rokok maka secara otomatis akan memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-paru dan akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormone adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah (Anwar, 2004).

Faktor Makanan 
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan arterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolestertol total dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia (Anwar, 2004).


Patofisiologi 

Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam darah sebagai kompleks lipid dan protein (lipoprotein). Lipid dalam darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Jalur eksogen yaitu trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Selain kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Jalur endogen yaitu trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil. LDL merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol paling banyak (60-70%).

Lipoprotein dikelompokkan menjadi 6 kategori yaitu : I (Kilomikron), IIa (LDL), IIb (LDL+very-low-density lipoprotein [VLDL]), III (intermediate density lipoprotein), IV (VLDL), V (VLDL+kilomikron) (Dipiro et al, 2015). Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti meningkatnya jumlah LDL seperti pada sindrom metabolik dan kadar kolesterol HDL, makin tinggi kadar HDL maka HDL bersifat protektif terhadap oksidasi LDL (Suyatna, 2006).


Pengelolaan Dislipidemia 

Pengelolaan dislipidemia adalah upaya non farmakologis yang berupa diet, latihan jasmani, serta pengelolaan berat badan. Tujuan terapi diet adalah menurunkan resiko penyakit jantung koroner dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan keseimbangan kalori. Perbaikan keseimbangan kalori biasanya memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan jasmani serta pembatasan asupan kalori. 

Terapi Nutrisi Medis 
Pasien dengan penyakit dislipidemia dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans tidak jenuh sampai < 7-10% total energi. Penggantian makanan sumber kolesterol dan lemak jenuh dengan makanan alternative lainnya misal produk susu rendah lemak. Pasien disarankan mengonsumsi makanan padat gizi (sayuran, kacang-kacangan, dan buah) serta dianjurkan untuk menghindari makanan tinggi kalori (makanan berminyak dan soft drink) konsumsi makanan suplemen contohnya asam lemak omega 3, makanan tinggi serat dan sterol. Meskipun begitu, upaya perubahan pola diet harus dilakukan secara bertahap (Sugiarto, 2015). 

Aktivitas Fisik 
Aktivitas fisik yang dianjurkan merupakan program latihan yang mencakup setidaknya 30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang (menurunkan 4-7 kkal/menit) 4 sampai 6 kali seminggu, dengan pengeluaran minimal 200 kkal/hari. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda, dan berenang. Tujuan aktivitas fisik harian dapat dipenuhi dalam satu sesi atau beberapa sesi sepanjang rangkaian dalam sehari (minimal 10 menit). Bagi beberapa pasien, beristirahat selama beberapa saat disela aktivitas penguatan otot dianjurkan dilakukan minimal 2 hari seminggu (Sugiarto, 2015). 

Terapi Farmakologi 
Terapi farmakologi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu terapi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan dari terapi farmakologi dislipidemia dalam jangka pendek adalah untuk mengontrol kadar LDL dan HDL dalam darah. Tujuan jangka panjang untuk mencegah terjadinya jantung koroner. Cara penanganannya dengan menormalkan kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL dalam darah (Anwar, 2004).


Golongan Obat Dislipidemia

Golongan Statin 
Golongan Statin dapat menghambat reduktase 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme (HMG-CoA), menghambat HMG-CoA menjadi mevalnoat, mengurangi katabolisme LDL. Bila digunakan sebagai terapi golongan Statin paling banyak digunakan (Dipiro et al, 2015).

Golongan Fibrate 
Terapi Fibrat yaitu Gemfibrozil, Fenofibrat, dan Clofibrat. Golongan fibrat efektif dalam mengurangi VLDL, LDL, dan nilai kolesterol total. Konsentrasi HDL dalam plasma dapat meningkat menjadi 10%-15%. Gemfibrozil dapat mengurangi sintesis VLDL dan lebih beresiko menyebabkan miopati dibandingkan fenofibrat jika dikombinasi dengan Statin. Jika Fibrat diberikan bersamaan dengan statin maka sebaiknya waktu pemberiannya dipisah, misalnya Fibrat pada pagi hari dan Statin diberikan pada malam hari. Penggunaan Clofibrate kurang efektif dibandingkan Gemfibrozil atau Niacin dalam mengurangi produksi VLDL (Charles, 2009). Fenofibrat merupakan golongan fibrat yang baik jika dikombinasi dengan Statin untuk menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol HDL dengan Dislipidemia campuran dan penyakit jantung koroner (Goldfine et al, 2011). Efek samping Fibrat yaitu gangguan gastrointestinal (GI) terjadi pada 3%- 5%, ruam, pusing, pandangan kabur, vertigo, sembelit, diare (Charles, 2009)


             Nutrition Care Proses

1.      Assesment
a.    Riwayat Terkait Gizi Dan Makanan
Riwayat terkait gizi dan makanan terdiri dari asupan makanan  dan zat gizi, pemberian makanan dan zat gizi, penggunaan obat pengetahuan/sikap/kepercayaan, ketersediaan makanan, aktifitas fisik dan ukuran/ nilai pasien fokus terkait makanan dan zat gizi.
Untuk penyakit dislipidimia riwayat terkait makanan yang perlu diperhatikan yaitu:
·         Asupan Makanan Dan Zat Gizi
Komposisi dan kecukupan asupan makanan dan zat gizi, pola makan dan snack, diet saat ini dan sebelumnya, modifikasi makanan dan lingkungab makan.
Terdiri dari :
-          Asupan Energi
adalah jumlah asupan energi yang berasal dari berbagai sumber. Asupan energi total yaitu kalori/hari,kalori/kg/hari. Metode yang digunakan anatara lain catatan asupan makan, recall 24 jam, catatan harian makan selama 3-5 hari, food frequency questionnaire (FFQ), catatan asupan pengasuh, analisis menu, catatan input(I) dan output (O). Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien

-          Asupan Makanan
adalah jumlah, jenis yang dikonsumsi ,pola makan dan kualitas diet. Untuk jumlah makan biasanya dinyatakan dalam porsi, potong, gelas, atau gram. Jenis makanan terdiri darai makanan yang difortifikasi, makanan atau produk makanan khusus dan makanan siap pakai. Pola makan menyatakan frekuensi makanan (kali/hari). Index kualitas diet terdiri dari healthy eating index (HEI), children’s diet quality index (C-DQI) dan revised children’s diet quality index (RC-DQI). Metode yang dapat digunakan antara lain catatan asupan makan, recall 24 jam, food frequency questionnaire (FFQ). Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien.

-          Asupan Lemak
adalah konsumsi lemak dan kolesterol dari semua sumber termasuk makanan, minuman suplemen, dan via enteral maupun parenteral. Asupan lemak terdiri dari :
Ø  asupan lemak total
Ø  asupan lemak jenuh, didefinisikan sebagai lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap antara molekul karbon
Ø  asupan lemak trans, didefinisikan sebagai asupan lemak tidak jenuh yang terhidrogenasi dengan asupan trans dari atom hidrogen berdekatan dengan ikatan rangkapnya.
Metode pengukuran untuk asupan lemak terdiri dari food intake record, recall 24 jam, FFQ, asupan kualitatif analisis menu, kuesioner dan monitoring lemak dan kolesterol. Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien

-          Asupan Protein
Adalah asupan protein dari sumber, termasuk makanan, minuman, suplemen, dan via enteral maupun parenteral. Asupan protein terdiri dari :
Ø  Asupan protein total
Ø  Asupan protein biologis tinggi menggambarkan asupan protein yang mengandung rasio asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh
Ø  Asupan whey menggambarkan asupan protein lengkap yang terkandung dalam susu dan produk susu yang terdapat dalam bahan makanan
Ø  Asupan casein menggambarkan asupam komponen phospoprotein dalam susu dan produk susu yang terkandung dalam bahan makanan
Ø  Asupan gluten menggambarkan asupan protein yang didapat  dari sereal, biji-bijian dan kandungan glutenin
Ø  Asupan protein alami menggambarkan asupan porsi total protein yang berasal dari bahan makanan.

Metoda yang dapat digunakan untuk asupan protein yaitu food record, recall 24 jam, FFQ, asupan protein kualitatif, label nilai gizi makanan, informasi produk lainnya, tabel komposisi zat gizi. Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien

-          Asupan Karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dari semua sumber termasuk makanan, minuman, suplemen dan via enteral maupun parenteral. Asupan karbohidrat terdiri dari :
Ø  Asupan karbohidrat total
Ø  Asupan karbohidrat kompleks menggambarkan asupan polisakarida yang mengandung 3 atau lebih gula disebut juga tepung.
Ø  Asupan gula sederhana (sukrosa)menggambarkan asupan disakarida yang terdiri dari sukrosa dan fruktosa disebut juga gula meja
Ø  Asupan galaktosa menggambrakan asupan monosakaridan dengan komponen laktosa
Ø  Asupan sumber karbohidrat
Metode yang dapat digunakan anatara lain food record, recall 24 jam, FFQ, asupan karbohidrat kualitatif, analisis menu, catatan intake/output. Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien

-          Asupan Vitamin Dan Mineral
Adalah asupan vitamin dan mineral dari semua sumber termasuk makanan dan minuman, suplemen yang melalui enteral maupun parenteral.
Ø  Asupan vitamin terdiri dari : vitamin A,D,E,K,C dan B
Ø  Asupan mineral terdiri dari : calcium,chloride, iron, magnesium, potasium, phosphorus, sodium, zinc, sulfate, flouride,iodine, magnesium dan lain-lain. Namun untuk penyakit dislipedimia yang perlu diutamakan adalah kalium dan kalsium.
Metode yang dapat digunakan adalah laporan pasien FFQ, asesmen asupan kualitatif dan kuesioner penggunaan suplemen. Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien

b.      Antropometri
Antropomerti adalah pengukuran fisik dimana secara tidak langsung menilai kemajuan komposisi tubuh dan perkembangannya. Melalui pengukuran antropomerti, akan dapat diketahui perubahan bentuk dan komponen tubuh akibat asupan zat gizi (Supariasa, 2001). Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan  mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggul dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak bawah kulit (Supariasa, 2001). Data antropometri digunakan untuk menilai status gizi pasien dan menentukan kebutuhan energi dan zat gizi pasien.

·         Komposisi/Pertumbuhan Tubuh/Riwayat Berat Badan
Adalah pengukuran tubuh termasuk lemak, otot, dan komponen tulang serta pertumbuhan. Komposisi tubuh yang dapat di assesmen untuk penyakit dislipidimia terdiri dari :
-          Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang terpenting bagi keadaan gizi yang telah lalu dna keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting karena menghubukan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur bisa dikesampingkan. Tinggi badan merupakan tubuh yang mengGafikkan pertumbuhan rangka. Dalam penilaian status gizi tinggi badan dinyatakan sebagai indeks sama halnya dengan berat badan (Supariasa, 2001).

-          Berat Badan
Berat badan merupukan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan. Berat badan mengGafikkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Sebagai indikator dalam penilaian status gizi, berta badan biasanya dinyatakan sebagai indeks dengan ukiran antropometri lain, misalnya berat badan menurut umur (BB/U) (Supariasa, 2001). Berat badan seseorang oleh beberapa faktor, antara lain : umur, jenis kelmain, dan aktifitas fisik. 

-          IMT
Indeks massa tubuh merupakan faktor indikator status gizi untuk memantau berat badan normal orang dewasa bukan untuk menentukan over weight dan obesitas anak anak dan remaja. Nilai indeks massa tubuh dihitung dengan meggunakan rumus : 
IMT    = berat badan /tinggi badan2
Metode pengukuran sumber data yang dapat digunakan adalah rujukan unit pelayanan kesehatan, pengukuran langsung, laporan dari pasien dan rekam medik. Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien                 

·         Data Biokimia
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari senyawa-senyawa kimia dan prosesnya dalam tubuh makhluk hidup. Biokimia dalam tubuh yang berhubungan dengan protein melipitu kadar ureum, kadar albumin, dan kadar kreatinin (Willian, 2009). Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan biokimia dalam rangka mendukung diagnosa penyakit serta menegakkan masalah gizi pasien. Data pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan status gizi dan penyakit yang menyertai misalnya kadar Hb, albumin darah, glukosa, profil lipid, creatinin, kolestrol total, HDL, LDL, glukosa darah, ureum, creatinin, asam urat, trigliserid, dan feces (PGS, 2013). Pada pasien Dislipidemia dengan Hipertensi pemeriksaan data biokimia meliputi : 
-          HB                  : 14 g/dl, normal
-          Kolesterol       : normal = <200 mg%
-          Trigliserida     : normal = <150 mg%
-          LDL               : normal = <150 mg%
-          HDL               : normal = >55 mg/dl
Metode yang dapat digunakan adalahv pengukuran biokimia, laporan laboratorium, laporan pasien. . Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien

      
c.       Physical findings
Adalah gejala berkaitan dengan kondisi patofisiologis yang berasal dari pemeriksaan/ pengukuran gizi fokus pemeriksaan fisik, wawancara, atau catatan medik. Pemeriksaan fisik meliputi kesan klinis keadaan gizi, jaringan lemak subkutan, trofi otot, dan defisiensi zat gizi lainnya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi atau untuk menentukan hubungan sebab akibat, antara status gizi dengan kesehatanserta menentukan terapi obat dan diet. Pemeriksaan Fisik/Klinis untuk pasien meliputi kesadaran Umum (KU), kesadaran, suhu, tekanan darah (normal = 120/80 mmHg), RR,sesak nafas, nafsu makan turun, mual, muntah. Metode yang dapat digunakan yaitu observasi langsung, laporan pasien, catatan medik. . Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien                          

d.      Client history
Adalah informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat personal, medis dan keluarga dan sosial. Riwayat personal terdiri dari :
-          Data personal : nama, jenis kelaimin, usia, alamat, nomer telepon,  suku/bangsa, aga, pendidikan, pekerjaan
-          Riwayat medis : kondisi, status penyakit dan penyakit yang dapat berdampak pada status gizi
-          Riwayat sosial : riwayat pasien faktor sosial ekonomi, situasi rumah dukungan asuhan, keterlibatan dalam kelompok sosial
Metode yang dapat digunakan adalah laporan dari pasien,rekam medik, kumpulan data administrasi. . Adapun untuk evaluasinya yaitu dapat menggunakan capaian yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasien                         

2.      Diagnosa
Menurut Kemenkes RI (2013) pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang terkumpul dan kemugkinan penyebabnya. Penulisan diagnosis gizi terstruktur dengan konsep PES atau  Problem Etiology  dan  Signs/Symptoms. Diagnosis gizi dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu : 
a.   Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energy, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik melalui oral maupun parenteral dan enteral. Domain asupan untuk penyakit dislipidimia yang perlu diperhatikan adalah :
·         NI.5 Zat Gizi
Adalah asupan kelompok zat gizi atau zat gizi tunggal/majemuk tertentu yang aktual atau perkiraannya dibandingkan dengan tingkat  yang diharapkan. Adapun yang termasuk domain asupan zat gizi pada penyakit dislipidimia yaitu:
Ø  NI. 5.4 Ketidakseimbangan zat gizi
Ø  NI.5.5.1 Asupan lemak inadekuat

b. Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/ fungsi organ.  Domain klinis untuk penyakit dislipidimia adalah :
·         NC.3 Berat Badan
Adalah perubahan status berat badan atau berat badan kronik bila dibandingkan dengan berat badan biasanya atau berat badan idaman. Adapun yang termasuk domain klinis berat badan yaitu:
Ø  NC.3.3 Kelebihan BB/obesitas
Peningkatan jaringan lemak dibandingkan dengan standar rujukan atau rekomendasi, berkisa dari overweight sampai dengan morbid obesity.
Etiologinya :
-          Penurunan kebutuhan energy
-          Gangguan pola makan
-          Asupan energy berlebih
-          Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi
-          Tidak siap untuk merubah diet atau gaya hidup
-          Tidak beraktifitas fisik
-          Peningkatan stress dalam kehidupan
Ø  NC.3.4 Kenaikan BB yang tidak dharapkan

c. Domain perilaku / lingkungan  adalah masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses keamanan makanan. 

Data diagnosis gizi diperoleh dari data antropometri, biokimia, fisik klinik, riwayat makan yang telah dikumpulkan dan dipilih yang termasuk dalam masalah gizi. Selanjutnya ditentukan domain sesuai dengan permasalahan gizinya. Diagnosis gizi pasien dilakukan oleh ahli gizi ruangan. Memberikan terapi gizi sesuai dengan permasalahan pasien dengan diagnosa Dislipidimia dengan Hipertensi. Penentuan diagnosa gizi yang diberikan kepada pasien dilakukan dengan berkoordinasi dengan ahli gizi ruangan dan mencantumkan pada form Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) .Data diagnosis pasien meliputi Nutrition Intake (NI), Nutrition Clinic (NC), Nutrition Behavior (NB). Data diagnosis gizi pasien dianalisis secara deskriptif. 

3.      Intervensi
Intervesi yang dilakukan pada pasien Dislipidimia dengan Hipertensi yaitu dengan menghitung kebutuhan energi dan zat gizi, jenis diet, jenis makanan, bentuk makanan, dan cara pemberian diperoleh dari hasil wawancara dengan ahli gizi dan mengacu pada standart diet rumah sakit.  Edukasi gizi yang dilakukan dengan memberikan konseling yang akan disampaikan oleh ahli gizi rumah sakit. Materi yang akan disampaikan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh pasien dislipidimia dan hipertensi. 

Intervensi gizi pda pasien penderita Dislipidimia adalah sebagai berikut:
a.      Jenis Diet :
·         Diet Dislipidemia tahap II
·         Diet rendah garam  II
Route                          :Oral
Frekuensi
                    : 3 kali makanan utama, 2 kali selingan
Bentuk Makanan
        : Biasa

b.      Tujuan Diet :
·         Menurunkan berat badan
·         Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
·         Menurunkan asupan kolesterol makanan
·         Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana
·         Mencapai pola makan yang sehat dengan perubahan perilaku
·         Menormalkan kadar kolsterol, trigliserida, dan LDL
·         Membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuh
·         Menurunkan tekanan darah
·         Meningkatkan derajat secara keseluruhan melalui gizi optimal

c.       Syarat Prinsip Diet :
·         Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik
·         Protein cukup, diberikan 20 % dari kebutuhan energy total
·         Lemak sedang, diberikan <7% dari kebutuhan energy total. Lemak tak jenuh ganda dan tunnggal 15 % dari kebutuhan energy total
·         Kolesterol <200 mg 
·         Karbohidrat sedang, diberikan 60 % dari kebutuhan energy total
·         Serat tinggi, terutama serat larut air
·         Vitamin dan mineral cukup 

Pilih bahann makanan :
·         sumber KH kompleks untuk memberi rasa kenyang lebih lama
·         Jumlah natrium 600 – 800 mg
·         Pada pengolahan makanan boleh ditambahkan garam dapur ½ sdt (2 gram)
·         Menghindari bahan makanan tinggi natrium

Edukasi :
·         Penjelasan mengenai dislipidemia
·         Penjelasan mengenai diit yang sesuai
·         Perubahan perilaku makan

Parameter yang dimonitor :
·         Asupan makan per hari
·         Perubahan BB
·         Perubahan hasil laboratorium
·         Perubahan fisik klinis

4.      Monitoring dan Evaluasi
Aktivitas utama dari proses evaluasi pelayanan gizi pasien adalah memantau(monitoring) pemberian makan secara berksinambungan untuk menilai proses penyembuhan dan status gizi pasien. Pemantauan tersebut mencakup antara lain perubahan diet, bentuk makanan, asupan makanan, toleransi terhadap makanan yang dberikan maul, muntah, keadakaan klinis defekasi, hasil laboratorium dan lain-lain.  Tindak lanjut yang dilaksanakan bedasarkan kebutuhan sesuai dengan hasil evaluasi pelayanan gizi antara lain perubahan diet, yang dilakukan dengan mengubah preskripsi diet sesuai kondisi pasien.

Data yang akan dimonitoring pada pasien Dislipidimia dan hipertensi adalah :
·         Asupan makan per hari
·         Perubahan BB
·         Perubahan hasil laboratorium
·         Perubahan fisik klinis

Pertanyaan yang akan diajukan untuk evaluasi pada pasien Dislipidimia dan hipertensi adalah :
·         Adakah perubahan asupan makan per hari ?
·         Adakah perubahan BB ?
·         Adakah perubahan hasil laboratorium ?
·         Adakah perubahan fisik klinis ?



Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN