JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

BUDAYA MAKAN DI JEPANG


BUDAYA MAKAN DI JEPANG

Sayuran Tusuk, Sayur Sayuran

Masyarakat Jepang mempunyai Budaya makan atau pola makan yang masih sangat dijaga oleh masyarakat Jepang sampai dengan sekarang ini. Disetiap daerah, memiliki ciri khas masing-masing. Mulai dari bumbu-bumbu, bahan-bahan masakan, peralatan hingga tata cara dan kebiasaan makan yang sangat dipertahankan oleh masayarakat Jepang. Di Jepang, pada musim-musim tertentu juga memiliki budaya atau tradisi yang sering dilakukan saat makan. Misalnya, pada musim semi biasanya orang-orang Jepang akan pergi bersama keluarga dan teman untuk menikmati makanan atau minum sake sambil melihat bunga sakura yang mekar pada musim semi.

Tidak hanya di musim semi, di musim dingin atau pada saat menyambut tahun baru biasanya menyambutnya dengan acara makan-makan bersama rekan kerja atau teman yang dikenal dengan istilah “Bounenkai” yang berarti “lupakan masa lalu”. Makanan yang dimakan biasanya adalah Kabocha yaitu sejenis labu dan mie soba. Makanan tersebut adalah makanan yang sudah menjadi tradisi untuk dimakan di musim dingin atau menyambut tahun baru. Pada saat bekerja juga orang Jepang biasa membawa bekal yang biasa dikenal dengan Bento. Budaya makanan yang berpusat pada beras Jepang berevolusi mengikuti pengenalan budidaya padi dari Asia lebih dari 2.000 bertahun-tahun lalu. Tradisi nasi disajikan bersama sayuran musiman dan ikan dan hasil laut  lainnya. Di setengah abad sejak Jepang dibuka kembali ke Barat, bagaimanapun, Jepang telah mengembangkan sebuah kultur makanan yang sangat kaya dan variatif itu tidak hanya mencakup masakan asli Jepang tapi juga juga banyak masakan asing, beberapa diadaptasi sesuai selera Jepang dan beberapa diimpor.
Dalam berabad-abad setelah pendahuluan Buddhisme ke Jepang pada abad ke 6, hukum dan dekrit kaisar secara bertahap menghilangkan makanakan hampir semua daging hewan dan unggas. Gaya memasak vegetarian yang dikenal sebagai Shojin ryori kemudian dipopulerkan oleh Zen Sekte, dan pada abad ke 15 banyak makanan dan bahan makanan yang dimakan orang Jepang hari ini sudah melakukan debut mereka, misalnya kedelai Saus (shoyu), miso, tahu, dan produk lainnya yang terbuat dari kedelai. Sekitar waktu yang sama, yang formal dan rumit gaya perjamuan memasak dikembangkan yang diturunkan yari masakan Aristokrasi istana dikenal sebagai honze ryori, itu adalah satu dari tiga gaya dasar masakan jepang dengan chakaiseki ryori ( Masakan upacara minum teh dan Makan) dan kaiseki ryori.

Kaiseki ryori dikembangkan dalam bentuknya yang sekarang di awal Abad ke-19 dan masih disajikan di kelas satu Restoran Jepang dikenal sebagai ryotei dan  penginapan tradisional Jepang sambil mempertahankan bahan musiman segar dan berseni penyajian gaya sebelumnya, makanan kaiseki memiliki lebih sedikit aturan etiket dan lebih memiliki suasana santai seperti  minum sake selama makan, karena orang Jepang umumnya tidak makan nasi sambil minum sake, nasi disajikan di akhir. Makanan pembuka, sashimi (Irisan ikan mentah), suimono (sup bening), Yakimono (makanan panggang), mushimono (makanan kukus), nimono (makanan yang direbus), dan Aemono (makanan seperti salad) disajikan pertama, diikuti sup miso, tsukemono (Acar), nasi, permen Jepang, dan buahSushi yang kebanyakan orang kenal dengan nasi hari ini-vinegared atasnya atau dikombinasikan dengan barang - barang seperti ikan mentah dan kerang yang dikembangkan di Edo (sekarang Tokyo) di awal abad ke-19.  Sushi itu periode itu dijual dari warung sebagai makanan ringan, dan kios-kios itu adalah prekursor masa kini restoran sushiJepang pertama substansial dan langsung paparan ke Barat datang bersamaan dengan kedatangannya

Misionaris Eropa di urutan kedua setengah dari abad ke-16. Saat itu, kombinasi permainan Spanyol dan Portugis teknik menggoreng dengan metode Chinese untuk memasak sayuran dalam minyak menyebabkan pengembangan tempura, jepang yang populer adalah hidangan di mana makanan laut dan banyak berbeda jenis sayuran dilapisi dengan adonan dan digoreng. Dengan pembukaan kembali Jepang ke Barat. Pada pertengahan abad ke-19, banyak masakan baru dan kebiasaan makan diperkenalkan, yang terpenting adalah makan daging. Meski kini dianggap sebagai masakan Jepang, Sukiyaki-daging sapi, sayuran, tahu, dan lainnya bahan yang dimasak di meja dalam kaldu kecap, mirin (sake manis), dan gula awalnya dilayani di restoran "bergaya barat". Hidangan asli populer lainnya dikembangkan di Indonesia periode ini adalah tonkatsu, goreng dilapisi tepung roti potongan daging babi Dibuat pada awal abad ke-20 menggunakan bubuk kari India yang diimpor oleh cara Inggris, nasi kari Jepang (kareraisu) menjadi hidangan yang sangat populer itu mengandung sayuran dan daging atau seafood yang kental saus kari yang disajikan diatas nasi.

Pilihan bahan tersedia di supermarket dan toko makanan lainnya tapi distrik pedesaan paling terpencil di Jepang sangat bervariasi sehingga pada hari tertentu homecooked makan malam bisa mengandung yang luar biasa berbagai hidangan berbagai asal bangsa. Meski begitu, makanan asli Jepang masih menjadi norma, dan "makanan Jepang" di rumah umumnya Nasi putih, sup miso, dan tsukemono acar. Beberapa hidangan yang menyertainya ketiganya sangat bervariasi tergantung dari wilayah, musim, dan preferensi keluarga, termasuk sayuran yang dimasak, tahu, ikan bakar, sashimi, dan daging sapi, babi, dan ayam dimasak dengan berbagai cara. Alternatif populer untuk orang Jepang asli termasuk daging tumis ala China dan hidangan sayuran dan daging panggang ala Korea dan babi. Koki yang lebih petualang bisa mencobanya di Amerika, Perancis, Italia, dan lainnya hidangan etnis seleksi sangat populer dengan anak-anak termasuk spageti, hamburger, dan nasi kari tersebut di atas. Sementara banyak keluarga terus makan homecooked makan setiap malam, perubahan terbesar terjadi dalam kebiasaan makan dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi pengganti rumahan piring dengan makanan disiapkan di luar rumah. Masakan mie Sushi, Cina dan Jepang, dan bungkus makan bergaya Jepang (bento) sudah lama tersedia via home delivery (demae) di kota dan kota, dan sekarang pizza dan banyak lagi hidangan lainnya juga bisa dipesan. Sebagai tambahan, supermarket memiliki banyak makanan siap saji seperti sushi, tempura, dan ayam goreng.


KANDUNGAN NUTRISI

Ikan yang cenderung dipakai dalam kuliner Jepang adalah ikan laut. Hal ini dikarenakan  ikan laut mengandung dosis tinggi omega-3 asam lemak. Omega-3 adalah sejenis asam lemak esensial yaitu lemak yang diperlukan untuk kesehatan tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Wang et al. (1990) menyatakan bahwa kandungan minyak ikan dengan omega-3 tinggi terdapat pada ikan yang hidup pada kadar garam tinggi. Dinginnya suatu lingkungan hidup ikan tidak menjadikan indikasi dalam menentukan banyaknya kandungan omega-3. Asam lemak omega- 3 banyak ditemukan pada ikan seperti salmon, tuna, makarel dan makanan laut lainnya termasuk ganggang dan krill, beberapa jenis tanaman dan minyak kacang pun juga mengandung omega-3 namun kandungannya tidak setinggi yang didapat dari ikan. Asam lemak Omega-3 terdiri dari Docosahexaenoic acid (DHA), Eicosapentaenoic acid (EPA), dan Alpha-linolenic acid (ALA).
Dari ketiganya, EPA dan DHA adalah yang lebih bermanfaat bagi tubuh dan hanya  diperoleh dari ikan-ikan berlemak seperti ikan Mackerel. Kandungan asam lemak omega-3 pada ikan terutama ikan mackerel yang merupakan kudapan ikan favorit orang Jepang sangat berperan penting dalam perkembangan otak dan fungsi penglihatan. Felix dan Velazquez (2002), EPA dan DHA juga berfungsi sebagai pembangun sebagian besar korteks cerebral otak dan untuk pertumbuhan normal organ lainnya. Pertumbuhan otak sangat membantu pengembangan bidang psikologi, yaitu untuk mengetahui tingkat pertumbuhan, perkembangan dan perilaku serta pertumbuhan anak-anak usia dini. Ini menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang Jepang dapat hidup lebih lama dan sehat, sekaligus dengan adanya perkembangan otak yang dapat memicu pertumbuhan dan immunitas organ tubuh lainnya membuat orang Jepang yang hidup lebih lama ini untuk lebih konsisten untuk makan dalam porsi yang kecil.

TABLE MANNER

Table manner atau aturan dan etiket yang digunakan saat makan, pasti memiliki perbedaan di setiap belahan dunia. Table manner dari negeri barat kini merupakan yang paling banyak dijadikan panutan dan digunakan oleh Negara lain, seperti di Indonesia, Singapore, dan lainnya. Cara dan etiket yang digunakan di setiap Negara nampaknya terbentuk dari tradisi yang terdapat di sebuah negara, Jepang sebagai negeri yang hingga kini masih berpegang erat pada tradisi-tradisi mereka juga memiliki cara makan dan etika tradisional ketika menyantap makanan di meja makan. Makan ala tradisional Jepang mirip seperti yang ada di Indonesia yakni lesehan atau duduk di lantai dengan meja makan rendah, sepatu dan kaos kaki harus dilepas ketika menginjak tatami (alas lantai) dan duduk diatas batalan yang disediakan. Cara duduk yang formal untuk laki-laki juga perempuan adalah dengan seiza (duduk bersimpuh), dalam situasi yang lebih casual atau santai laki-laki dapat duduk bersila dan perempuan duduk dengan kedua kaki di samping.

Tersedia handuk basah diatas meja untuk membersihkan tangan sebelum mulai makan, menunggu semua makanan datang dan ungkapkan “itadakimasu” ducapkan sebelum mulai makan bersama. “Itadakimasu” dulunya adalah sebuah persembahan/rasa terimakasih yang dipanjatkan kepada Dewa, kata tersebut memiliki dua arti yakni menghargai/menghormati orang yang terlibat dalam proses pembuatan makanan dan penghargaan untuk bahan baku makanan seperti tumbuhan dan hewan. Ketika makan menggunakan mangkuk kecil, tata cara yang benar adalah mengangkat mangkuk tersebut mendekati mulut dan menyuap dengan sumpit sedikit demi sedikit. Mengendus makanan, bersendawa dan mengecap saat mengunyah adalah sikap yang buruk di meja makan. Setelah selesai makan, dianjurkan membereskan mangkuk, piring dan sumpit bekas makan ketempat semula seperti saat sebelum mulai makan. Setelah itu ungkapkan “gochisosama”, ungkapan yang diucapkan atas rasa terima kasih dan syukur akan makanan yang telah dimakan, bukan hanya kepada yang memasak namun juga untuk bahan makanannya. Sehabis makan di Jepang biasanya ada waktu tersendiri untuk minum minuman segar seperti beer, manner ketika minum bersama di meja makan, ketika bersulang ungkapkan “kampai” bersamaan sambil menempelkan gelas bersamaan di tengah-tangah barulah nikmati minuman tersebut.

FESTIVAL KULINER DI JEPANG

Ganjitsu (Tahun Baru) Tanggal 1 Januari
Waktunya untuk menyantap o-sechi ryori. O-sechi ryori adalah makanan khusus yang dipersiapkan untuk tiga hari pertama di Tahun Baru (hari-hari ini disebut san-ga-nichi). Makanan yang indah ini dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu, hanya perlu sedikit memasak selama liburan, sehingga metode persiapan dan bahan-bahan dipilih untuk memastikan semuanya tetap segar selama tiga hari. Secara tradisional, setiap masakan melambangkan keinginan untuk kebahagiaan dan kesuksesan keluarga. Contohnya, kacang kedelai hitam rebus (mame) disajikan dengan harapan bahwa setiap orang akan menjalani kehidupan yang sehat (mame), dan telur ikan herring (kazu no ko, yang dapat diterjemahkan sebagai “banyak anak”) disantap dengan harapan agar keturunannya makmur. Kagami-biraki (Memotong kue beras Tahun Baru) Tanggal 11 (tanggal 4 atau 20 di beberapa daerah) Kue beras kagami-mochi bulat yang besar secara tradisional dipersembahkan kepada para dewa selama perayaan Tahun Baru, kemudian pada hari ini kue mochi tersebut dipotong menjadi potongan kecil dan dimaka dengan o-zoni (sup sayur) atau o-shiruko (sup kacang azuki). Pada waktu kue ini dipotong, Tahun Baru dianggap telah selesai.

Doyo no Ushi no Hi, Tanggal 19 (kira-kira) 
Pada kalender tradisional, Doyo no Ushi no Hi terjadi di sekitar periode terpanas dalam setahun. Kelembaban juga tinggi di pertengahan bulan Juli ini. Ini adalah saat untuk memelihara kesehatan secara khusus dengan makan makanan bergizi, dan menurut cerita rakyat ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis asin adalah makanan yang cocok. Ketika aroma dari makanan ini berhembus dari warung kaba-yaki yang kecil, Anda bisa melihat orang-orang mengantri untuk membelinya. Kebiasaan menyantap ikan lele pada pertengahan musim panas dimulai pada abad ke-18, yang dipromosikan oleh para pedagang yang ingin menjual hasil tangkapan hari itu

Jugoya, berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan bulan Tanggal 18 (tahun 2005) (kalender kuno: 15 Agustus)
Tanggal 15 malam dari bulan ke-8 (kalender kuno) semestinya adalah saat bulan paling indah dalam setahun. Pada malam ini, orang-orang akan mengadakan pesta menikmati bulan, makan kue-kue seperti kue dango dan taro, minum sake, dan merayakan datangnya musim gugur. Dekorasinya termasuk tanaman yang dipotong melambangkan musim gugur, seperti susuki (rumput pampas Jepang). Di beberapa distrik, waktu ini juga adalah waktu untuk mengadakan festival terima kasih untuk panen yang baik, atau untuk menghormati saudara yang telah meninggal di kuburan mereka. Persembahan yang lezat untuk leluhur mungkin dicuri oleh anak-anak, dan merupakan kebiasaan untuk membuat lelucon tentang hal ini.

Festival Kanname Tanggal 15 dan 17 di Kuil Ise, Ise, Propinsi Mie
Pendeta Shinto mempersembahkan beras yang baru dipanen kepada para dewa dalam sebuah upacara untuk berterima kasih atas panen yang baik. Upacara Shinto yang paling penting di kuil besar ini. Penduduk setempat juga mempersembahkan beras panen pertama di kuil ini, dan menampilkan upacara hatsu ho hiki (contoh beras pertama) untuk rasa terima kasih mereka atas karunia alam.

Bonen-kai (pesta akhir tahun)
Salah satu peristiwa yang paling disenangi untuk banyak orang. Waktu saat alkohol dapat diminum bebas, setiap orang mengambil makanan rebus dari panci bersama, dan teman kerja saling mengakui nilai masing-masing sebagai kolega kerja. Teman-teman juga berkumpul bersama untuk pesta yang serupa.























Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN