Pengertian Anoreksia nervosa dan Bulimia nervosa
Pengertian
Anoreksia nervosa
Anoreksia
nervosa adalah suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan berat badan yang
disengaja dan
dimulai atau dipertahankan oleh sipenderita. Gangguan terjadi umumnya pada gadis
remaja atau perempuan muda, tetapi dapat juga terjadi pada remaja laki-laki
atau pria muda meskipun sangat jarang, demikian pula pada anak menjelang
pubertas atau pada perempuan menjelang menopouse. Anoreksia nervosa merupakan suatu sindrom indevenden
dari gambaran klinis
sindrom ini mudah dikenal sehingga diagnosa
sangat dapat diandalkan dengan tinggkat kesesuaian yang tinggi diantara para
dokter. Penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa, diantara pasien yang
tidak sembuh menunjukan gambaran utama yang sama dengan anoreksia nervosa dalam
bentuk kronis. Meskipun penyebab yang sebenarnya dari anoreksia nervosa masih
belum jelas, terdapat banyak bukti bahwa interaksi faktor psikologis, sosio
kultural, keperibadian lemah dan faktor biologis mendasari terjadinya gangguan
makan tersebut.
Gambaran klinis anoreksia nervosa adalah adanya penurunan berat
badan akibat diet yang sangat ketat dan menghindari makanan yang menggemukan.
Diet pengurangan makanan tersebut terus berlanjut dengan menahan keinginan
makan walaupun dalam keadaan makan.Gambaran klinis lain itu adanya ketakutan
yang berlebihan akan peningkatan berat badan ataupun obesitas dan adanya
gangguan fungsi endokrin. Gangguan fungsi endokrin pada perempuan
bermanifestasi sebagai amenor (3 bulan berturut-turut) sedangkan pada laki-laki
terjadi gangguan gairah dan potensi seksual.
Pengertian
Bulimia nervosa
Bulimia
nervosa adalah suatu sindrom yang ditandai dengan serangan berulang perilaku
makian berlebih dan preokupasi berlebihan perihal berat badannya, sehingga
pasien menggunakan cara yang sangat ketat untuk mengurangi efek “menggemukan”
dari makanan.Gangguan ini dapat juga juga merupakan skuele dari anoreksia
nervosa yang menetap. Pasien yang mulanya anoreksia kemudian tampak membalik
dengan adanya kanaikan berat badannya dan timbulnya kembali menstruasi tetapi
diikuti dengan pola makan berlebih dan muntah. Muntah yang berulang cenderung
menyebabkan gangguan elektrolit tubuh, komplikasi fisik (seperti : kejang,
aritmia kordis, kelemahan otot) dan penurunan berat badan.Beberapa gejala
klinis bulimia nervosa antara lain adalah : pembengkakan kelenjar ludah akibat
muntah berulang, amenore atau mentrusi tidak teratur pada priode starvasi.
Dilatasi lambung akut pada periode mkan berlebih yang sering diikuti abdomen.
Kemudian juga bisa didapatkan adanya gejala-gejala akibat penggunaan pencahar
yang berlebih seperti adanya sindrom kolon iritabel, dehidrasi da gangguan
elektrolit dengan segala akibatnya. Juga bisa didapatkan adanya gejala fatik,
dispepsia,sakit kepala, insomnia, dan gejala-gejala lain yang tidak spesifik.
Selain itu untuk membedakan antara anoreksia nervosa dan bulimia yaitu pada
anoreksia nervosa secara umum berat badannya dibawah normal dan menetap,
sedangkan pada bulimia nervosa berat badannya normal atau sedikit berlebih dan
fruktuatif.
Bulimia
dibagi menjadi Bulimia Nervosa-Purging Type dan Bulimia Nervosa-Non Purging
Type. Bulimia Nervosa-Purging Type adalah Tipe yang memuntahkan kembali makanan
setelah sangat kenyang (menggunakan purging medications). Dilakukan dengan
menusukkan jari ke tenggorokan, atau dengan menggunakan obat-obatan laksatif, obat
pencahar, maupun obat-obatan lain. Tujuannya agar makanan tidak sempat dicerna
oleh tubuh sehingga tidak menambah berat badan. Sedangkan Bulimia Nervosa-Non
Purging Type adalah Penderita berolahraga berlebihan setelah makan atau
berpuasa untuk mengontrol berat badan, namun tidak muncul purging behaviors.
Tujuannya agar energi yang dihasilkan dari makanan dapat langsung dibakar dan
habis.
Perbedaan
anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, anoreksia nervosa adalah gangguan
prilaku makan yang ditandai dengan ketakutan berlebih terhadap berat badan
sehingga mereka cenderung membatasi asupan makanan dengan cara melakukan diet
yang sangat ketat, mereka membiarkan dirinya kelaparan. Sedangkan bulimia
nevosa adalah gangguan perilaku makan yang ditandai dengan episode berulang
dari makan berlebihan atau biasa disebut dengan binge eating dan kemudian
diikuti dengan pembersihan diri dari makanan yang dimakannya.
Tanda-tanda
Anoreksia nervosa dan Bulimia nervosa
Tanda-tanda anoreksia nervosa, menurut (Thomson
.2004 dalam Aini.2009) :
1) Kehilangan berat badan yang sangat
drastis
2) Menarik diri dari kehidupan sosial
3) Latihan berlebihan (olahraga)
4) Kelelahan, otot lemah
5) Mencari alasan untuk tidak memakan
makanan
6) Kelihatan tidak nyaman disekitar
makanan
7) Memiliki kebiasaan makan yang tidak
biasa(misalnya memilih-milih makanan)
8) Mengeluh menjadi terlalu gemuk bahkan
ketika mereka kurus
9) Merasa bersalah atau malu jika makan
10) Sifat lekas marah dan mood tidak
stabil
11) Muntah dengan sengaja
12) Mengkonsumsi obat pencahar
13) Diet atau pil diet untuk mengontrol
berat badan
14) Menstruasi tidak teratur
15) Amenorrhea (hilangnya menstruasi)
16) Pingsan dan merasa pusing
17) Sakit kepala, terlihat pucat
18) Depresi
Tanda-tanda bulimia
nervosa :
1. Makan
secara rahasia, seperti makan pada tengah malam ketika telah tidur.
2. Menjadi
sibuk mengatur makanan, diet, berat badan dan bentu badan.
3. Sering
merasa amat tertekan/depresi yang mengalami perubahan situasi hati (mood)
secara berlebih.
4. Merasa
jijik, bersalah, marah,dan
benci diri sendiri.
5. Merasa
takut tidak akan dapat berhenti makan atau tidak dapat kurus.
6. Merasa
benci jika ada makanan didalam tubuh dan merasa wajib untuk mengelurkannya.
7. Menghindari
makanan didepan umum dan menjadi takut untuk
bersosialisasi.
8. Menghindari
keintiman perasaan dan fisik.
9. Menjadi
tergantung kepada alkohol dan obat-obatan.
10. Mengalami
periode perilaku penahanan atau membatasi makanan.
Penyebab
dari anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
Penyebab
dari anoreksia nervosa :
Penyebab
anoreksia nervosa secara pasti masih belum jelas.Sebagian besar spesialis
percaya bahwa gangguan tersebut berasal dari sejumlah faktor ,seperti :
§ Psikologis
§ Lingkungan
§ Genetika/biologis.
Ada beberapa pendukung terjadinya
anoreksia nervosa :
1. Diet ekstrim mengubah cara kerja
otak dan metabolisme, dan menekankan tubuh juga. Perubahan ini mungkin akan
membuat penderita lebih berpotensi mengalami gangguan makan.
2. Genetika memainkan peran besar dalam
anoreksia dan bulimia. Dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan
ini, orang-orang yang memiliki gangguan makan lebih mungkin untuk memiliki
riwayat keluarga gangguan makan, obesitas, atau gangguan mood (seperti
kecemasan atau depresi).
3. Kombinasi dari ciri-ciri kepribadian
tertentu (seperti kepercayaan diri yang rendah bersama dengan perfeksionisme)
dan tekanan budaya dan sosial dapat memainkan bagian dalam anoreksia.
4. Untuk beberapa remaja, anoreksia
mungkin menjadi cara mengatasi stres dan tantangan masa remaja. Peristiwa
kehidupan yang penuh stres, seperti pindah ke lingkungan baru, perceraian, atau
kematian orang yang dicintai, bisa memicu anoreksia.
Penyebab
bulimia nervosa :
1.
Model adikasi
Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi
terhadap makanan dan tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan
pengobatan Bulimia Nervosa yang menekan kan pada penghentian, dukungan sosial
dan mencegah kekambuhan, dimana metode ini mirip dengan pengobatan adiksi
terhadap alcohol maupun obat-obatan.
2. Model keluarga
Gangguan makan pada remaja berhubungan
dengan system interaksi antara keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan
penderita bulimia nervosa adalah disfungsi interaksi dalam keluarga. Penderita
bulimia nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan fisik maupun seksual
semasa kanak-kanak.
3.
Model Sosial
Budaya
Publikasi media tentang hubungan antara
tubuh yang langsing dengan karier yang sukses telah merangsang para remaja
untuk melakukan diet supaya tubuhnya menjadi langsing. Banyak remaja yang gagal
mencapai keaadaan ini dan akhirnya menjadi penderita bulimia nervosa
4.
Model
Kognitif dan Tingkah laku
Bulimia nervosa merupakan implementasi tingkah laku yang
irasional tentang bentuk tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri. Fokus
pengobatan adalah mengidentifikasi disfungsi ini dan membantu menumbuhkan
keyakinan yang rasional. Penderita diberikan jadwal makan yang jelas dan
teratur.
5.
Model
Psikodinamik
Bulimia nervosa merupakan usaha untuk
mengendalikan atau menghindari dampak perasaan yang tertekan, implusif dan
kecemasan. Pengobatan psikodinamik adalah mencari proses yang mendasari
penderita bulimia nervosa terutama gambaran psikososialnya (Angelia, 2009).
Terapi
dari Anoreksia nervosa dan Bulimia nervosa
Terapi anoreksia nervosa
Idealnya terapi harus mencapai tiga
tujuan (american dietetic association, 2001; fairburn dan harrison, 2003).
Pertama, penatalaksanaan efektif gangguan makan meningkatkan motivasi untuk
mengubah perilaku makan yang terganggu. Tujuan kedua adalah normalisasi berat
badan, yang tidak hanya memperbaiki kesehatan fisik, tetapi juga memperbaiki
suasana hati dan responsivitas terhadap psikoterapi. Tujuan terapi yang ketiga
adalah membantu pasien menyesuaikan berat badan dan bentuk tubuh pada tingkat
makan yang sesuai dengan evaluasi diri mereka, mengurangi pola makan dan
latihan yang terganggu . pada kasus gangguan makan kronis yang resisten
terhadap terapi, tujuan terapi adalah meminimalkan dampak negataif gangguan
makan terhadap fisik, sosial ndan emosional.
Terapi bulimia nervosa
Terapi dari bulimia nervosa
terdiri dari berbagai intervensi, termasuk Psikotherapi individual dengan pandekatan
kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan farmakotherapi.
1.
Psikotherapi
Biasanya melakukan terapi kognitif, yang bertujuan
merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya, untuk mendorong
pasien berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif
melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap
makanan (Purwanti, 2008).
Caranya yaitu dengan :
a)
Memberi kepercayaan kepada pasien
sehingga pasien mau bekerjasama dalam pengobatan. Pasien bulimia nervosa
biasanya terlihat begitu antusias untuk menjalankan pengobatan. Namun
kenyataannya dia cenderung menggunakan caranya sendiri dan tetap berusaha mempertahankan
kebiasaannya. Jadi sebelum pengobatan biasanya harus memberikan kepercayaan dan
meyakinkan pasien tentang pengobatan yang akan dijalaninya.
b)
Menghentikan kebiasaan makan yang
salah dan episode muntah serta diare. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi
jumlah dan jenis makanan pasien bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila
pasien tinggal dirumah tanpa pengawasan.
2.
Farmakotherapi.
Untuk penderita bulimia umumnya diberikan
obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang
diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang
Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective
serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage,
Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat).
Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program therapi yang
menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi
dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.diet chitosin lemak
kolesterol sehat bulimia pola makan gangguan lebah madu Berat badan kerap
menjadi masalah bagi kebanyakan orang dan ini memicu kemunculan berbagai cara
untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan.
3.
Terapi psikis
Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan
terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan permasalahannya bukanlah
pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri.
Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan pada gangguan
makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok dan terapi
keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana
penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka. Terapi konseling
seringkali harus dikombinasikan dengan obat antidepresan. Terapi ini untuk
membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor
sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi dilaksanakan agar
pasien mampu mengeluarkan perasaan dan permasalahannya sehingga terapis dapat
membantu penderita menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri.
4.
Terapi oral
Terapi oral yang dapat dilakukan penderita
bulimia nervosa :
a)
Untuk mencegah erosi dan karies
pada gigi, pasien dianjurkan tidak menyikat gigi lagi setelah muntah, namun
berkumur dengan sodium fluorida 0,05%, alkaline mineral water, sodium
bikarbonat, atau magnesium hidroksida untuk menetralkan asam pada rongga mulut.
b)
Mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung gula atau karbohidrat, sebab meningkatkan terjadinya risiko karies.
c)
Mengunyah permen karet rendah gula
untuk meningkatkan produksi saliva atau menggunakan saliva sintetik seperti
glosodane. Gunakan pasta gigi, obat kumur, atau gel yang mengandung fluorida
untuk mengurangi rasa sensitif pada gigi dan sebagai pertahanan terhadap
karies. Menyikat gigi tiga kali sehari dan melakukan flosing untuk mengurangi
plak pada gigi.
5.
Terapi nutrisi
Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan,
memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan
akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap kesehatan. Pengaturan diet
untuk penderita bulimia nervosa dilakukan secara bertahap tergantung tingkat
keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta. Kebutuhan
energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat
badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan
yang sehat dan berimbang diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur.
Olahraga yang teratur dapat menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal
sehingga akan diperoleh kadar serotonin yang sesuai dengan kebutuhan penderita
(Angelia, 2009).
Pencegahan dari Anoreksia nervosa dan Bulimia nervosa
Pencegahan dari anoreksia
nervosa :
Tindakan-tindakan pencegahan agar tidak terkena noreksia
nervosa antara lain :
a)
Makan secara normal, diet yang
seimbang sejak usia muda.
b)
Adakan diskusi dengan keluarga
megenai anoreksia nervosa sebelum anak menjadi dewasa.
c)
Bila ingin mengurangi berat badan,mulailah
program penururnan berat badan dengan bantuan seorang ahli gizi.
d)
Bagi orang tua perhatikan anak
remaja anda, buka komunikasi dengan anak,berkomentar positif terhadap bentuk
tubuh anak, jangan berkomentar negatif tentang bentuk tubuh anak.
Pencegahan dari bulimia
nervosa :
Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan yaitu dengan mengamati ada-tidaknya gejala pada keluarga maupun
orang-orang terdekat. Ketika beberapa gejala ditemui dapat dilakukan pendekatan
secara interpersonal, berempati dan mendorong untuk makan dan berolahraga
secara normal, serta memberitahukan dampak negatif bulimia. penderita bulimia
tidak dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena itu tindakan pertolongan yang
harus segera diberikan yaitu disarankan untuk berkonsultasi langsung ke para
ahli kesehatan. Secara umum penderita penyakit ini jarang hingga perlu dirawat
di rumah sakit, kecuali keadaannya sudah terjadi komplikasi yang parah.
Pengobatan pun akan berbeda antar orang.
Pencegahan terjadinya bulimia
nervosa terdiri atas dua bagian :
1.
Program pencegahan primer
Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi
berisiko tinggi seperti murid wanita SMP untuk mencegah timbulnya gangguan
makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa
program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja.
2.
Program pencegahan sekunder
Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan
intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat
pelayanan kesehatan primer. Selain diatas untuk mencegah terjadinya gangguan
makan berupa bulimia nervosa dapat juga dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya rajin berkonsultasi dengan dokter,Tingkatkan rasa percaya diri,
tingkatkan dinamika lingkungan (Usahakan agar tercipta suasana yang nyaman dan
kondusif di lingkungan keluarga atau pekerjaan), bersikap realistis (Jangan
mudah percaya pada apa yang digambarkan oleh media tentang berat dan bentuk
badan ideal ).
Diet pada anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
Individu yang mengalami
anoreksia nervosa memerlukan hingga 70-100 kkal/kg BB perhari untuk
meningkatkan berat badan (american psychiatric
association,2000 ). Namun demikian, karena resiko sindrome pemberian
makan kembali, asupan energi sebaiknya ditingkatkan secara bertahap yaitu
sekitar 200 kkal/hari selama satu minggu.
Terapi pemberian makan kembali adalah mencapai asupan energi 2500
kkal/hari selama satu minggu terlepas dari perubahaan berat badan hal ini
disertai dengan peningkatan menjadi 3500 kkal/hari pada minggu berikutnya.
Setelah itu asupan energi disesuaiikan untuk mencapai laju peningkatan BB
sedikitnya 0,9 kg/minggu. Jika pasien tidak mengalami peningkatan BB minimum
0,9 kg/minggu setelah 2 minggu dianjurkan terapi rawat inap, tirah baring atau
pemberian makan melalui slang nasogastrik.
Comments
Post a Comment