Cara membuat lookbook penelitian
Judul Penelitian: “Banyak Generasi, Sedikit Bertani ”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten .
Peneliti Remaja: Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan: Pak HA (52 tahun)
Tempat Wawancara: Sumberwaras
Hari / Tanggal : Minggu, 4 Mei 2014
Jam: 13.00 - 1 6 -00 WIB
Jabatan Informan: Petani Dan Tokoh Masyarakat
Hal / Pokok:
Sejarah, Kelembagaan
Isi Pembicaraan :
diketahui masyarakat Sukatani yang sekarang ada merupakan anak keturunan
dari Ama Tohir dan Ibu Emeh. Oleh sebab itu tidak
mengherankan jika masyarakat Sukatani sangat akrab dan mengenal tetangganya
satu dengan yang lainnya. Kemudian dengan berjalannya waktu berkembanglah organisasi kemasyarakatan Sampai
dengan saat ini, kampung Sukatani memiliki kelembagaan yang aktif diantaranya
adalah kelembagaan pemerintah, lembaga kemasyarakatan, lembaga ekonomi, lembaga
pendidikan, dan lembaga keamanan. Pembentukan lembaga kampung tidak terlepaskan
dari peran serta tokoh masyarakat sebagai amanat dari pemerintah desa. Di desa Sumberwaras sendiri telah
memiliki lembaga pemerintahan yang cukup memadai. Desa ini memiliki jumlah
aparat desa sebanyak 6 orang dan perangkat desa sebanyak 4 unit kerja.
Perangkat desa dipimpin oleh seorang
Kepala desa dan dibantu oleh 6 orang stafnya. Kepala Desa Sumberwaras mengurusi
sebanyak 7 RW yang terdiri dari 27 RT, dan kampung Sukatani secara Rumpun
tetangga berada pada RT 006 dan Rumpun warga berada pada RW 02. Sedangkan,
terkait dengan sumber daya manusia di kampung Sukatani memiliki sarana
pendidikan formal maupun informal yaitu memiliki 1 unit SD/Sederajat. Adapun
pendidikan formal lebih diarahkan pada aspek keagamaan. Selain itu juga di desa
ini terdapat
pondok pesantren dan Madrasah
Ibtidaiyah.
Judul Penelitian : “Banyak Generasi,
Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani
pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.
Peneliti Remaja : Muhamad Jaja
Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan : Pak SE (36 tahun)
Tempat Wawancara : Sukatani
Hari/ Tanggal : Senin, 5 Mei 2014
Jam : 13.00 – 16-30 WIB
Jabatan Informan : Ketua Rt
Hal/Pokok :
Pertambahan
Jumlah Penduduk,
Isi Pembicaraan :
diketahui bahwa terjadi pertambahan jumlah rumah tangga dan jumlah
penduduk setiap tahunnya yang disebabkan oleh kecenderungan masyarakat Sukatani untuk terus berkumpul dengan keluarga
daripada merantau atau migrasi. Selain itu, disebabkan adanya pendatang yang
bekerja disalah satu pabrik minuman yang berada di kampung Sukatani. Secara
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3 tentang perkembangan jumlah penduduk
kampung Sukatani tahun 2008-2013.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah penduduk tahun
2008-2013
No
|
Tahun
|
Jumlah rumah tangga
|
Jumlah jiwa
|
1
|
2008
|
38
|
191
|
2
|
2009
|
41
|
247
|
3
|
2010
|
44
|
278
|
4
|
2011
|
45
|
318
|
5
|
2012
|
46
|
329
|
6
|
2013
|
52
|
354
|
Sumber: Data desa Sumberwaras (2014)
Judul Penelitian : “Banyak Generasi, Sedikit
Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani
pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.
Peneliti Remaja : Muhamad Jaja
Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan : Pak
AD (45 tahun)
Tempat Wawancara : Sukatani
Hari/ Tanggal : Selasa, 6 Mei 2014
Jam : 10.00 – 13-00 WIB
Jabatan Informan : Guru dan Pedagang
Hal/Pokok :
Pendidikan
Penduduk Sukatani, Mata Pencaharian
Isi Pembicaraan :
pada saat ini adanya semangat yang sangat besar dari masing-masing
keluarga untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini
disebabkan adanya pemikiran untuk merubah nasib ke arah yang lebih baik
terutama dari segi penghasilan orang tua, dimana masyarakat Sukatani menganggap
pekerjaan saat ini dan hasil pertanian belum mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4 tentang keadaan
pendidikan penduduk tahun 2013.
Tabel 4. Pendidikan penduduk tahun 2013
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
1
|
Tidak tamat SD
|
33
|
2
|
Sedang Sekolah Dasar
|
93
|
3
|
Tamat Sekolah dasar dan usia sekolah tidak melanjutkan
|
82
|
4
|
Menempuh sekolah menengah
|
52
|
5
|
Tamat SMP/sederajat
dan usia sekolah tidak melanjutkan
|
26
|
6
|
Menempuh SMA
|
28
|
7
|
Tamat SMA/Sederajat
|
17
|
8
|
Menempuh pendidikan perguruan tinggi
|
15
|
9
|
Tamat perguruan tinggi
|
8
|
Sumber: Data sekunder desa
Sumberwaras (2013) dan data primer peneliti (2014)
Mayoritas masyarakat Sukatani memiliki pekerjaan sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani
merupakan
pekerjaan yang diturunkan dari orang tuanya terdahulu. Pekerjaan terbanyak
setelah petani yaitu buruh meliputi buruh bangunan dan buruh pabrik. Sedangkan
pekerjaan berikutnya yang dominan yaitu menjadi wirausaha yang meliputi usaha
produksi minuman kemasan, agen sembako, warung kecil, konveksi, dan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 5
tentang mata pencaharian penduduk.
Tabel 5. Mata pencaharian penduduk
No
|
Mata pencaharian
|
Jumlah
|
1
|
Petani
|
42
|
2
|
Wirausaha
|
17
|
3
|
Buruh
|
62
|
3
|
Guru
|
6
|
5
|
Petugas kesehatan
|
1
|
6
|
Petugas pemerintahan
|
1
|
|
Jumlah
|
129
|
Sumber: Data primer peneliti
(2014)
Judul Penelitian : “Banyak Generasi,
Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani
pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.
Peneliti Remaja : Muhamad Jaja
Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan : Pak
RT (36 tahun)
Tempat Wawancara : Sukatani
Hari/ Tanggal : Kamis, 8 Mei 2014
Jam : 10.00 – 13-00 WIB
Jabatan Informan : Petani
Hal/Pokok :
Penghasilan
Penduduk, Stratifikasi, Adat istiadat , Perkembangan mata pencaharian
Isi Pembicaraan :
rendahnya
penghasilan masyarakat disebabkan karena masyarakat berprofesi sebagai petani
dengan kepemilikan lahan sawah yang sedikit dan bekerja sebagai buruh. Secara
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penghasilan penduduk
No
|
Mata pencaharian
|
Jumlah
|
1
|
Dibawah Rp 1.000.0000
|
87
|
2
|
Rp 1.000.000-Rp 2.500.000
|
32
|
3
|
Rp 2.500.000-Rp 5.000.000.00
|
8
|
3
|
Diatas Rp 5.000.0000
|
2
|
|
Jumlah
|
129
|
Sumber: data
primer peneliti (2014)
Pada masyarakat kampung
Sukatani terbentuk stratifiaksi sosial
dari tingkat kesolehan dalam
beragama. Oleh sebab itu guru mengaji atau masyarakat memberi nama Kiyai mendapatkan status yang lebih
tinggi di masyarakat. Hal ini disebabkan masyarakat kampung Sukatani menganggap
bahwa Kiayi merupakan seseorang yang
dianggap memiliki ilmu tinggi dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan
baik yang bersifat batin (tubuh/permasalahan sosial, kesehatan dan ekonomi),
maupun yang lahir (hati/permasalahan ketuhanan). Strata yang kedua dalam masyarakat kampung Sukatani yaitu yang
memiliki kekuasaan
atau kedudukan dalam pemerintahan, yaitu ketua RT. Masyarakat menganggap
sebagai seseorang yang berjasa dalam
melayani keperluan masyarakat, seperti mengajukan bantuan, membuat KTP
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemerintah. Selanjutnya strata yang
paling bawah yaitu petani dan buruh. Masyarakat meletakannya pada posisi paling
terakhir disebabkan karena menganggap bahwa
pekerjaan tersebut tidak mencukupi untuk
mensejahterakan kehidupan keluarga. Ada
beberapa budaya (adat istiadat) yang dilakukan oleh masyarakat Sukatani yaitu
adat istiadat untuk perkembangan anak, adat istiadat yang dilakukan oleh ibu
dan adat istiadat keagamaan. Adat istiadat untuk perkembangan anak yaitu adat
istiadat yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk menyambut janin yang
dikandung sampai lahirannya dilakukan dengan tujuan sebagai tanda syukur kepada
yang menciptkan. Adat istiadat ibu-ibu rumah tangga merupakan adat istiadat
menyambut kesehatan ibu rumah tangga pasca melahirkan. Sedangkan adat istiadat
keagamaan merupakan adat istiadat sebagai tanda syukur kepada yang menciptakan
serta sebagai acara membangun rasa persaudaraan antar anggota masyarakat.
Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel
7. Adat istiadat masyarakat setempat
No
|
Jenis
adat istiadat
|
Keterangan
|
A
|
Adat istiadat
perkembangan anak
|
|
1
|
Nujuhbulan
|
Ketika
usia janin 7 bulan
|
2
|
Cukuran
anak
|
Ketika
usia bayi 40 hari
|
3
|
Sunatan
|
Ketika
usia anak 2-14 tahun
|
4
|
Nikahan
|
Ketika
12-26 tahun
|
B
|
Adat istiadat
ibu
|
|
1
|
Angiran
|
Ketika
usia bayi 40 hari
|
C
|
Adat istiadat
keagamaan
|
|
1
|
Pengajian
|
Berkumpulnya
orang yang berbagi ilmu agama dengan orang yang menerima ilmu.
|
2
|
Ngalawad
|
Mengunjungi
acara
|
3
|
Ngalayat
|
Menjenguk
orang yang sakit atau meninggal
|
4
|
Sambung
|
Adat
istiadat yang dilakukan oleh warga dengan tujuan saling membantu ketika
hajatan
|
5
|
Bacakan
|
Makan
bersama yang didalamnya memiliki nilai-nilai sosial
|
6
|
Ngariung
|
Berkumpul
untuk memanjatkan do’a
|
7
|
Muludan
|
Memperingati
Maulid Nabi
|
8
|
Rajaban
|
Peringatan
peristiwa Isra Mi’raj
|
Sumber:
Data Primer Hasil wawancara (2013)
Seperti yang telah dikemukakan diatas
bahwa berdasarkan namanya kampung Sukatani terbentuk dari mata pencaharian
utama penduduk sebagai petani. Akan
tetapi bersamaan dengan fenomena munculnya regenerasi petani secara nasional
(BPS 2013) maka di kampung Sukatanipun mengalaminya. Hal tersebut dikuatkan
dengan data sekunder dari ketau RT setempat menunjukkan bahwa jumlah petani di
kampung Sukatani semakin menurun dan bukan sebagai pekerjaan utama. Hal ini
dapat terlihat jelas pada Tabel 8, terlihat bahwa bekerja sebagai petani
merupakan pilihan ke-dua sesudah bekerja sebagai buruh. Secara lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel
8.
Perkembangan mata pencaharian masyarakat Sukatani
No
|
Mata pencaharian
|
Tahun
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
Petani
|
45
|
45
|
42
|
42
|
42
|
42
|
2
|
Wirausaha
|
10
|
12
|
12
|
15
|
15
|
17
|
3
|
Buruh
|
35
|
35
|
50
|
58
|
62
|
62
|
4
|
Guru
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5
|
Petugas kesehatan
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
6
|
Petugas pemerintahan
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
1
|
Sumber:
Data RT kampung Sukatani (2014)
Judul Penelitian : “Banyak Generasi,
Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani
pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.
Peneliti Remaja : Muhamad Jaja
Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan : Pak MH
(45 tahun), Pak HA (32 Tahun), Pak RT (36 tahun) dan Pak EMN (50 Tahun)
Tempat Wawancara : Sukatani
Hari/ Tanggal : Sabtu, 10 Mei 2014
Jam : 13.00 – 16.00 WIB
Jabatan Informan : Petani, Petani, Petani, Pengusaha dan
ketua Gapoktan
Hal/Pokok :
Kecilnya
kepemilikan lahan, Penghasilan Petani, Luas kepemilikan lahan
Isi Pembicaraan :
Kecilnya kepemilikan lahan yang tidak
sebanding dengan jumlah tanggungan dalam keluarga merupakan faktor utama
penyebab lahirnya regenerasi pada keluarga petani, sehingga menyebabkan terancamnya
bekerja sebagai petani.
mayoritas
mengemukakan bahwa dari lahan sawah
(sekitar 3 kotak) hanya menghasilkan 15 kwintal, sehingga jika 7 kwintal (50%) dijual dengan harga gabah
Rp 400.000.- maka akan mendapatkan penghasilan Rp 2.800.000. sehingga jika
dikurangi dengan biaya tani sekitar Rp
1.000.000, maka hanya mendapatkan Rp 1.800.000. Jumlah tersebut belum bisa
mencukupi kebutuhan keluarganya dengan jumlah tanggungan 5 orang, sehingga
untuk menutupinya beliau terpaksa menjadi tukang ojek. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika lahirnya regenerasi
pada keluarga petani. mayoritas masyarakat Sukatani
memiliki sawah dibawah ½ ha. Secara lebih jelas luas kepemilikan lahan pertanian dan jumlah
tanggungan dalam keluarga petani dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9
Luas kepemilikan lahan pertanian dan jumlah
tanggungan dalam keluarga petani
No
|
Luas kepemilikian lahan pertanian
|
Jumlah Petani
|
Jumlah tanggungan dalam kelaurga
|
1
|
Dibawah ½ ha
|
32
|
172
|
2
|
½ ha-1 ha
|
8
|
45
|
3
|
1 ha-2 ha
|
2
|
8
|
3
|
Diatas 2 ha
|
0
|
0
|
Sumber:
Data Sekunder Gapoktan (2013)
Judul Penelitian : “Banyak Generasi,
Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani
pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.
Peneliti Remaja : Muhamad Jaja
Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan : Pak MH (45 Tahun)
,Ibu ST (40 Tahun) dan Pak Ha (52 Tahun)
Tempat Wawancara : Sukatani
Hari/ Tanggal : Minggu, 11 Mei 2014
Jam : 10.00 – 15-00 WIB
Jabatan Informan : Petani, petani, Pengusaha dan Ketua
Rt
Hal/Pokok :
Jenis
tanaman alih fungsi, Kategori perguruan tinggi yang di tempuh dan dimiliki, Eksitensi
yang mengalami generasi
Isi Pembicaraan :
Alih
fungsi lahan perkebunan dari lahan garapan menjadi kebun campuran jangka
panjang merupakan faktor berikutnya lahirnya regenerasi pada keluarga petani. Kebun campuran
jangka panjang merupakan sistem kebun campuran yang ditumbuhi tanaman campuran
yang baru akan dipanen ketika tanaman baru produktif. Jenis pada kebun campuran
jangka panjang ditanam tumbuhan kebun, seperti sangon, kecapi, dan tanaman
campuran lainnya, yang baru dipanen rata-rata di usia tanam 7-20 tahun. Padahal
sebelumnya lahan garapan kebun tersebut ditanam palawija dan singkong yang
dapat dipanen dalam usia 1-3 bulan. Berubahnya sistem lahan garapan ini diakui
oleh pak MH (45 Tahun) dan pak ST (40 Tahun) menyebabkan aktivitas petani
menjadi berkurang, sehingga keterlibatan anggota keluarga dalam pertanian menjadi
berkurang. Padahal disisi lain kepemilikan lahan sawah sedikit, maka tidak
mengherankan anggota keluarga memilih mencari pekerjaan lain diluar pertanian,
seperti berwirausaha, menjadi buruh dan lain sebagainya. Hal ini dikemukakan
oleh pak HA (52 Tahun) sebagai seorang pengusaha agen sembako yang mengemukakan
bahwa lahan yang sekarang dijadikan toko dulu adalah kebun singkong. Berikut
ini hasil inventarisasi janis lahan yang mengalami alih fungsi dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. jenis tanaman alih fungsi lahan perkebunan
No
|
Jenis lahan asal
|
Keadaan lahan sekarang
|
1
|
Lahan garapan tanaman singkong
|
Berubah menjadi tanaman campuran
|
2
|
Lahan garapan palawija
|
Berubah menjadi lahan campuran
|
3
|
Lahan garapan padi kebun
|
Menjadi ladang campuran
|
4
|
Lahan garapan tanaman lada
|
Menjadi ladang campuran
|
Sumber:
Data primer peneliti (2014)
Berdasarkan
wawancara mendalam dengan narasumber diketahui bahwa di lingkungan masyarakat
Sukatani umumnya di kecamatan Malingping bahwa tidak ada pendidikan sekolah
kejuruan (SMK) bidang pertanian. Tidak adanya SMK pertanian berbanding lurus
dengan tidak ada prodi pertanian ketika melanjutkan ke perguruan tinggi. Dampak
negatifnya yaitu transfer inovasi pertanian tidak berjalan, padahal disisi lain luas area
pertanian sedikit sehingga memerlukan inovasi untuk menghasilkan produktivitas
yang tinggi. Oleh sebab itu, seiring dengan berjalannya waktu terjadi regenerasi
pada
keluarga petani. Secara lebih
jelas dapat dilihat pada Tabel 11 tentang ketegori perguruan tinggi yang
ditempuh dan dimiliki oleh anak petani.
Tabel 11
Kategori perguruan tinggi yang ditempuh dan
dimiliki
No
|
Prodi yang ditempuh dan dimiliki
|
Jumlah
|
1
|
Pendidikan
|
15
|
2
|
Fisip
|
6
|
3
|
Teknik
|
2
|
Sumber: Data primer peneliti (2014)
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
sangat penting untuk melakukan inovasi pertanian, dengan salah satu langkahnya
yaitu peningkatan pendidikan petani. Peningkatan pendidikan petani ini, langkah
yang paling penting yaitu dapat
mengatasi
regenerasi, sehingga sektor pertanian
bukan lagi sektor pekerjaan utama melainkan sebagai pekerjaan sampingan. Oleh
sebab itu, dalam tujuan penelitian ini mengkaji bagaimana eksistensi regenerasi
sehingga dapat diperoleh solusi atau penanganan terbaik demi membawa pertanian
kearah yang lebih baik. Berikut ini disajikan pada Tabel 12 hasil analisa keuntungan, kelemahan
dan tantangan eksistensi pertanian yang mengalami regenerasi.
Tabel 12.
Eksistensi yang mengalami regenerasi
No
|
Analisis
|
Kondisi pertanian yang menaglami regenerasi
|
1
|
Kekuatan
|
1.
Ilmu inovasi pertanian mudah
didapatkan
2.
Banyak ditemukannya pupuk dan sistem
garapan yang mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi
3.
Adanya kelembagaan pertanian
sebagai penanggulangan minimnya usaha tani
|
2
|
Kelemahan
|
1.
Kepemilikan lahan sangat kecil
yaitu mayoritas dibawah ½ ha sedangkan jumlah tanggungan dalam keluarga sangat besar
2.
Pekerjaan petani menjadi
pekerjaan sampingan sesudah buruh
3.
Lahan perkebunan sebagai
alternatif lahan sawah berubah menjadi lahan dengan sistem agroforesti berupa tanaman sangaon,
jabon dan lain sebagainya
4.
Rendahnya pendidikan petani
5.
Masyarakat yang bekerja sebagai
petani berada dalam rentang usia diatas 30 tahun
|
3
|
Tantangan
|
1.
regenerasi akan terus bertahan jika
tidak diimbangi dengan inovasi pertanian terutama diperlukan penguatan
ilmupengertahuan dikeluarga petani
2.
Diperlukan penguatan kelembagaan
pertanian
3.
Diperlukan menjadikan lahan
perkebunan menjadi sistem garapan
|
Judul Penelitian : “Banyak Generasi,
Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani
pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.
Peneliti Remaja :
Muhamad
Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan : Informan (Sampel Penelitian)
Tempat Wawancara : Sukatani
Hari/ Tanggal : 10 Juli 13
Jam : 10.00 – 13-00
WIB
Jabatan
Informan : Ketua RT
Hal/Pokok :
1. Pemikiran Masyarakat Sukatani terhadap Regenerasi bertani
No
|
Informan
|
Petikan wawancara
|
1
|
Pak HA
|
“ Didieu mah tatangga jeung tatanggana teh sabenerna
mah sakulawarga, katurunana ama tohir jeung ibu emeh”.
|
2
|
Pak SE
|
“ Keur baheula mah anau jadi patani didieu teh meni
loba , tapi kuari kalah nga euweuhan….”
|
3
|
Pak AD
|
“ lah neng pagawean bapak mah ngeun sakieu-kieuna,,
anak kalah euweuh gawe ka Jakarta,, induna malah gawe deui di warung
batur,,,”
|
4
|
Pak RT
|
“.. dasar didieu mah budakna ngareredul, jeung deui
saeutik lahana..”
|
5
|
Pak MH
|
“ kieu neng, ceng
jadi patani mah cek budak kuari mah cape, kotor, panas jeung deui gengsi ka
kabogoh ..”
|
6
|
Ibu ST
|
“ Teuterang puguh ema mah neng,,, tapina lamun kumpul-kumpulmah ema oge
osok….”
|
7
|
Pak EMN
|
“ Didieu yeuh, keur bahelamah
kebon dangder wungkul, ari kuari geus jadi sakola SD”
|
8
|
Pak SBR
|
“,, Kumaha rek aya generasi petani, sakolana oge
ngeun ukur sakola doank, teu ngarti ta kana elmu patanian”
|
9
|
Pak Ha
|
“ Tah neng, ceng, tatangga nu didinya sabenerna mah
bapakna teh tukang kuli di sawah, tapi anakna mah malah jadi guru”
|
10
|
Pak Mh
|
“.. lamun aya panerusna mah meureun ceng moal kieu
hirup bapa teh,, ieu mah nya jadi patani, nya ngojeg “.
|
2. Pemikiran masyarakat tentang program GAPOKTAN
No
|
Informan
|
Petikan Wawancara
|
Tujuan GAPOKTAN
|
Manfaat GAPOKTAN
|
1
|
Pak HA
|
“.. Atuh eta lamun aya sumbangan ti pamarentah
masalah patanian osok ka dinya heula..”
|
“ manfaat gapokta teh mere elmu kana anu teu nyaho
cara nyawah anu bener”
|
2
|
Pak SE
|
“.tempat kumpulna patani di desa ieu mereun neng, ja
sok aya eta kupulan mah. Jeung deui sok aya penyuluhan”
|
“Atuh nya kitu manfaatna teh bisa mantuan patani anu
teu boga modal jeung nyawah”
|
3
|
Pak AD
|
“.. Kieu meureun
ceng, gapoktan teh tempat urang nginjem duit jeung modal tani.. ja sok aya
eta nu nginjem modal ka dinya.”
|
“bisa mantuan ka warga anu
butuh bantuan jeung sawahna atawa mere solusi”
|
4
|
Pak RT
|
“ osok mere bahan jeung patani, misalna :
pupuk, orea anu di pikabutuh ku patani bae..”
|
“atuh kitu meureun neng, kahiji urang bisa kenal
kapatani anu lain, babagi elmu”
|
5
|
Pak MH
|
“ teu rada ngarti
puguh ceng kanu kitu mah,, tapi osok lamun aya kumpulan jeung patani deui mah
biasana mah sok ngobrolkeun masalah ka patanian bae..”
|
“pangaruh bae aya
gapoktan mah, aya anu mere bahan geusang kaperluan patani”
|
6
|
PAK Ha
|
“ osok mere palajaran ka patani soal
pasawahan, panyakitna jeung sajabana”
|
“ bisa nyaho panyakit pare, obat jeung
panyakit pare jeung sajabana”
|
7
|
Pak EMN
|
“ Gapoktan mah ngeun saukur kelompok tani doang anu tujuanna sok
ngumpulkeun patani di kampung sukatani ieu jeung sok aya penyuluhan oge ..”
|
“nyaho ka patani anu
sejen jeung bisa nyaho jenis panyakit anu aya tina pare, macam-macam obat
pare”
|
8
|
Ibu ST
|
“ teu pati arapal neng kanu kitu mah tapi kadang-kadang
sok aya kadoang penyuluhan mah jeung warga didieu.. tapina ngeun saukur kitu
doang..”
|
“ibu oge kabantuan
ku ayana gapoktan, lamun keur teu gaduh modalna bisa nambut kadinya”
|
9
|
Pak SBR
|
“ Tujuan Gapoktan teh tempat ngabagi elmu pertanian ka
patani di kampung ieu”
|
“manfaatna urang bisa nyaho cara melak pare, cara
ngarawatna jeung cara panen anu bener”
|
10
|
Pak Mh
|
“teterang eta nyinaon palingan sok kumpul-kumpul doing
kawas kitu soalna merenan didieu mah te pati di andelkeun gapoktan mah”
|
“manfaatna, cek abdi mah bisa ngamajukeun patani anu
kurang mampu”
|
3. Pemikiran
masyarakat sukatani tentang
No
|
Informan
|
Petikan Wawancara
|
Tujuan BOS
|
Manfaat BOS
|
|
Ibu SKM
|
“eta bantuan ti pamarentah sang
ngaganti bulanan barudak”
|
“Ku sabab aya etaabdi teu kudu
mayar sakola”
|
|
Ibu SDK
|
“cenamah eta pamrea ti pamarentah
jeung biaya sakola”
|
“Abdi teu kudu
mikiran bayaran bulanan”
|
|
Ibu TR
|
“Biaya ti pamarentah sang mayaran biaya
sakola”
|
“Kabutuhan sapopoe teu dibagi dua jeung
kabutuhan sakola, ja kabutuhan jeung sakola aya subsidi ti pamarentah”
|
|
SN
|
“Cenah mah eta duit sang mayaran biaya
sakola”
|
“Ngurangan pangaluaran, nu biasana dobel
kabutuhan dapur jeung kabutuhan sakola iyeu mah ngan kabutuhan dapur bae”
|
|
SR
|
“ngaringankeun biaya sakola tarutama nu disakola swasta”
|
“Lumayan mantu-mantuan sang meuli buku
jeung teu kudu bayaran”
|
|
AN
|
“Sakola jadi gratis laju urang teu kudu
mayar asal daek bae sakola”
|
“Salain jeung mayar sakola dipake jeung
meuli-meuli delan”
|
|
LI
|
“ Subsidi ti pamarentah sangkan te kudu mayar bangunan sakola ”
|
" Anak abdi bisa sakola, te kudu lieur-lieur mikiran duit na timana" (
|
|
UN
|
“ Sakola geratis 9 taun ”
|
“ Bisa ngaleuwihan duit rumah tangga, bisa meuli kaperluan dapur tapi bisa mengurangi duit jajan anak ”
|
Comments
Post a Comment