JENIS -JENIS PERTUMBUHAN PADA MANUSIA

Image
  Jenis – jenis Pertumbuhan Pada dasarnya, jenis pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumubuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan  status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan masa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang saat pengukuran. Pertumbuhan linier Bentuk ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.   Pertumbuhan masa jaringan Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

CARA MEMBUAT LOOKBOOK PENELITIAN

Cara membuat lookbook penelitian

Kacamata, Buku, Pendidikan, Penelitian

Judul Penelitian: “Banyak Generasi, Sedikit Bertani ”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten .

Peneliti Remaja: Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan: Pak HA (52 tahun)
Tempat Wawancara: Sumberwaras
Hari / Tanggal : Minggu, 4 Mei 2014            
Jam: 13.00 - 1 6 -00 WIB
Jabatan Informan: Petani Dan Tokoh Masyarakat
Hal / Pokok: Sejarah, Kelembagaan
Isi Pembicaraan :      
diketahui masyarakat Sukatani yang sekarang ada merupakan anak keturunan dari Ama Tohir dan Ibu Emeh. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika masyarakat Sukatani sangat akrab dan mengenal tetangganya satu dengan yang lainnya. Kemudian dengan berjalannya waktu berkembanglah organisasi kemasyarakatan Sampai dengan saat ini, kampung Sukatani memiliki kelembagaan yang aktif diantaranya adalah kelembagaan pemerintah, lembaga kemasyarakatan, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, dan lembaga keamanan. Pembentukan lembaga kampung tidak terlepaskan dari peran serta tokoh masyarakat sebagai amanat dari pemerintah desa. Di desa Sumberwaras sendiri telah memiliki lembaga pemerintahan yang cukup memadai. Desa ini memiliki jumlah aparat desa sebanyak 6 orang dan perangkat desa sebanyak 4 unit kerja. Perangkat desa  dipimpin oleh seorang Kepala desa dan dibantu oleh 6 orang stafnya. Kepala Desa Sumberwaras mengurusi sebanyak 7 RW yang terdiri dari 27 RT, dan kampung Sukatani secara Rumpun tetangga berada pada RT 006 dan Rumpun warga berada pada RW 02. Sedangkan, terkait dengan sumber daya manusia di kampung Sukatani memiliki sarana pendidikan formal maupun informal yaitu memiliki 1 unit SD/Sederajat. Adapun pendidikan formal lebih diarahkan pada aspek keagamaan. Selain itu juga di desa ini terdapat pondok pesantren dan Madrasah Ibtidaiyah.

Judul Penelitian         : “Banyak Generasi, Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.

Peneliti Remaja           : Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan           : Pak SE (36 tahun)
Tempat Wawancara    : Sukatani       
Hari/ Tanggal : Senin, 5 Mei 2014
Jam                              : 13.00 – 16-30 WIB
Jabatan Informan        : Ketua Rt
Hal/Pokok                   : Pertambahan Jumlah Penduduk,
Isi Pembicaraan        :
diketahui bahwa terjadi pertambahan jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk setiap tahunnya yang disebabkan oleh kecenderungan masyarakat Sukatani untuk terus berkumpul dengan keluarga daripada merantau atau migrasi. Selain itu, disebabkan adanya pendatang yang bekerja disalah satu pabrik minuman yang berada di kampung Sukatani. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3 tentang perkembangan jumlah penduduk kampung Sukatani tahun 2008-2013.


Tabel 3. Perkembangan Jumlah penduduk tahun 2008-2013

No
Tahun
Jumlah rumah tangga
Jumlah jiwa
1
2008
38
191
2
2009
41
247
3
2010
44
278
4
2011
45
318
5
2012
46
329
6
2013
52
354
Sumber: Data desa Sumberwaras (2014)

Judul Penelitian         : “Banyak Generasi, Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.

Peneliti Remaja           : Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan           : Pak AD (45 tahun)
Tempat Wawancara    : Sukatani       
Hari/ Tanggal             : Selasa, 6 Mei 2014
Jam                              : 10.00 – 13-00 WIB
Jabatan Informan        : Guru dan Pedagang
Hal/Pokok                   : Pendidikan Penduduk Sukatani, Mata Pencaharian
Isi Pembicaraan        :
 pada saat ini adanya semangat yang sangat besar dari masing-masing keluarga untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan adanya pemikiran untuk merubah nasib ke arah yang lebih baik terutama dari segi penghasilan orang tua, dimana masyarakat Sukatani menganggap pekerjaan saat ini dan hasil pertanian belum mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4 tentang keadaan pendidikan penduduk tahun 2013.
Tabel 4. Pendidikan penduduk tahun 2013
No
Pendidikan
Jumlah
1
Tidak tamat SD
33
2
Sedang Sekolah Dasar
93
3
Tamat Sekolah dasar dan usia sekolah tidak melanjutkan
82
4
Menempuh sekolah menengah
52
5
Tamat SMP/sederajat dan usia sekolah tidak melanjutkan
26
6
Menempuh SMA
28
7
Tamat SMA/Sederajat
17
8
Menempuh pendidikan perguruan tinggi
15
9
Tamat perguruan tinggi
8
Sumber: Data sekunder desa Sumberwaras (2013) dan data primer peneliti (2014)

Mayoritas masyarakat Sukatani memiliki pekerjaan sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani merupakan pekerjaan yang diturunkan dari orang tuanya terdahulu. Pekerjaan terbanyak setelah petani yaitu buruh meliputi buruh bangunan dan buruh pabrik. Sedangkan pekerjaan berikutnya yang dominan yaitu menjadi wirausaha yang meliputi usaha produksi minuman kemasan, agen sembako, warung kecil, konveksi, dan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 tentang mata pencaharian penduduk.

Tabel 5. Mata pencaharian penduduk
No
Mata pencaharian 
Jumlah
1
Petani
42
2
Wirausaha
17
3
Buruh
62
3
Guru
6
5
Petugas kesehatan
1
6
Petugas pemerintahan
1

Jumlah
129
Sumber: Data primer peneliti (2014)

Judul Penelitian         : “Banyak Generasi, Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.

Peneliti Remaja           : Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan           : Pak RT (36 tahun)
Tempat Wawancara    : Sukatani       
Hari/ Tanggal : Kamis, 8 Mei 2014
Jam                              : 10.00 – 13-00 WIB
Jabatan Informan        : Petani
Hal/Pokok                   : Penghasilan Penduduk, Stratifikasi, Adat istiadat , Perkembangan mata pencaharian
Isi Pembicaraan        :
rendahnya penghasilan masyarakat disebabkan karena masyarakat berprofesi sebagai petani dengan kepemilikan lahan sawah yang sedikit dan bekerja sebagai buruh. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penghasilan penduduk
No
Mata pencaharian 
Jumlah
1
Dibawah Rp 1.000.0000
87
2
Rp 1.000.000-Rp 2.500.000
32
3
Rp 2.500.000-Rp 5.000.000.00
8
3
Diatas Rp 5.000.0000
2

Jumlah
129
Sumber: data primer peneliti (2014)
Pada masyarakat kampung Sukatani terbentuk stratifiaksi sosial  dari tingkat kesolehan dalam  beragama. Oleh sebab itu guru mengaji atau masyarakat memberi nama Kiyai mendapatkan status yang lebih tinggi di masyarakat. Hal ini disebabkan masyarakat kampung Sukatani menganggap bahwa Kiayi merupakan seseorang yang dianggap memiliki ilmu tinggi dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan baik yang bersifat batin (tubuh/permasalahan sosial, kesehatan dan ekonomi), maupun yang lahir (hati/permasalahan ketuhanan). Strata yang kedua dalam  masyarakat kampung Sukatani yaitu yang memiliki kekuasaan atau kedudukan dalam pemerintahan, yaitu ketua RT. Masyarakat menganggap sebagai seseorang yang berjasa dalam  melayani keperluan masyarakat, seperti mengajukan bantuan, membuat KTP dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemerintah. Selanjutnya strata yang paling bawah yaitu petani dan buruh. Masyarakat meletakannya pada posisi paling terakhir disebabkan karena menganggap bahwa pekerjaan  tersebut tidak mencukupi untuk mensejahterakan kehidupan keluarga. Ada beberapa budaya (adat istiadat) yang dilakukan oleh masyarakat Sukatani yaitu adat istiadat untuk perkembangan anak, adat istiadat yang dilakukan oleh ibu dan adat istiadat keagamaan. Adat istiadat untuk perkembangan anak yaitu adat istiadat yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk menyambut janin yang dikandung sampai lahirannya dilakukan dengan tujuan sebagai tanda syukur kepada yang menciptkan. Adat istiadat ibu-ibu rumah tangga merupakan adat istiadat menyambut kesehatan ibu rumah tangga pasca melahirkan. Sedangkan adat istiadat keagamaan merupakan adat istiadat sebagai tanda syukur kepada yang menciptakan serta sebagai acara membangun rasa persaudaraan antar anggota masyarakat. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Adat istiadat masyarakat setempat

No
Jenis adat istiadat
Keterangan
A
Adat istiadat perkembangan anak

1
Nujuhbulan
Ketika usia janin 7 bulan
2
Cukuran anak
Ketika usia bayi 40 hari
3
Sunatan
Ketika usia anak 2-14 tahun
4
Nikahan
Ketika 12-26 tahun
B
Adat istiadat ibu

1
Angiran
Ketika usia bayi 40 hari
C
Adat istiadat keagamaan

1
Pengajian
Berkumpulnya orang yang berbagi ilmu agama dengan orang yang menerima ilmu.
2
Ngalawad
Mengunjungi acara
3
Ngalayat
Menjenguk orang yang sakit atau meninggal
4
Sambung
Adat istiadat yang dilakukan oleh warga dengan tujuan saling membantu ketika hajatan
5
Bacakan
Makan bersama yang didalamnya memiliki nilai-nilai sosial
6
Ngariung
Berkumpul untuk memanjatkan do’a
7
Muludan
Memperingati Maulid Nabi
8
Rajaban
Peringatan peristiwa Isra Mi’raj
            Sumber: Data Primer Hasil wawancara (2013)
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa berdasarkan namanya kampung Sukatani terbentuk dari mata pencaharian utama penduduk sebagai petani.  Akan tetapi bersamaan dengan fenomena munculnya regenerasi petani secara nasional (BPS 2013) maka di kampung Sukatanipun mengalaminya. Hal tersebut dikuatkan dengan data sekunder dari ketau RT setempat menunjukkan bahwa jumlah petani di kampung Sukatani semakin menurun dan bukan sebagai pekerjaan utama. Hal ini dapat terlihat jelas pada Tabel 8, terlihat bahwa bekerja sebagai petani merupakan pilihan ke-dua sesudah bekerja sebagai buruh. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perkembangan mata pencaharian masyarakat Sukatani
No
Mata pencaharian
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1
Petani
45
45
42
42
42
42
2
Wirausaha
10
12
12
15
15
17
3
Buruh
35
35
50
58
62
62
4
Guru
6
6
6
6
6
6
5
Petugas kesehatan
0
0
0
1
1
1
6
Petugas pemerintahan
0
0
0
2
1
1
Sumber: Data RT kampung Sukatani (2014)


Judul Penelitian         : “Banyak Generasi, Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.

Peneliti Remaja           : Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan      : Pak MH (45 tahun), Pak HA (32 Tahun), Pak RT (36 tahun) dan Pak EMN (50 Tahun)
Tempat Wawancara    : Sukatani       
Hari/ Tanggal             : Sabtu, 10 Mei 2014
Jam                              : 13.00 – 16.00 WIB
Jabatan Informan        : Petani, Petani, Petani, Pengusaha dan ketua Gapoktan
Hal/Pokok                   : Kecilnya kepemilikan lahan, Penghasilan Petani, Luas kepemilikan lahan
Isi Pembicaraan        :
Kecilnya kepemilikan lahan yang tidak sebanding dengan jumlah tanggungan dalam keluarga merupakan faktor utama penyebab lahirnya regenerasi pada keluarga petani, sehingga menyebabkan terancamnya bekerja sebagai petani.
mayoritas mengemukakan  bahwa dari lahan sawah (sekitar 3 kotak) hanya menghasilkan 15 kwintal, sehingga jika 7 kwintal (50%) dijual dengan harga gabah Rp 400.000.- maka akan mendapatkan penghasilan Rp 2.800.000. sehingga jika dikurangi dengan biaya tani  sekitar Rp 1.000.000, maka hanya mendapatkan Rp 1.800.000. Jumlah tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dengan jumlah tanggungan 5 orang, sehingga untuk menutupinya beliau terpaksa menjadi tukang ojek. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika lahirnya regenerasi  pada keluarga petani. mayoritas masyarakat Sukatani memiliki sawah dibawah ½ ha. Secara lebih jelas luas kepemilikan lahan pertanian dan jumlah tanggungan dalam keluarga petani dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9
Luas kepemilikan lahan pertanian dan jumlah tanggungan dalam keluarga petani
No
Luas kepemilikian lahan pertanian
Jumlah Petani
Jumlah tanggungan dalam kelaurga
1
Dibawah ½ ha
32
172
2
½ ha-1 ha
8
45
3
1 ha-2 ha
2
8
3
Diatas 2 ha
0
0
Sumber: Data Sekunder Gapoktan (2013)




Judul Penelitian         : “Banyak Generasi, Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.

Peneliti Remaja           : Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan        : Pak MH (45 Tahun) ,Ibu ST (40 Tahun) dan Pak Ha (52 Tahun)
Tempat Wawancara    : Sukatani       
Hari/ Tanggal             : Minggu, 11 Mei 2014
Jam                              : 10.00 – 15-00 WIB
Jabatan Informan        : Petani, petani, Pengusaha dan Ketua Rt
Hal/Pokok                   : Jenis tanaman alih fungsi, Kategori perguruan tinggi yang di tempuh dan dimiliki, Eksitensi yang mengalami generasi
Isi Pembicaraan        :
Alih fungsi lahan perkebunan dari lahan garapan menjadi kebun campuran jangka panjang merupakan faktor berikutnya lahirnya regenerasi  pada keluarga petani. Kebun campuran jangka panjang merupakan sistem kebun campuran yang ditumbuhi tanaman campuran yang baru akan dipanen ketika tanaman baru produktif. Jenis pada kebun campuran jangka panjang ditanam tumbuhan kebun, seperti sangon, kecapi, dan tanaman campuran lainnya, yang baru dipanen rata-rata di usia tanam 7-20 tahun. Padahal sebelumnya lahan garapan kebun tersebut ditanam palawija dan singkong yang dapat dipanen dalam usia 1-3 bulan. Berubahnya sistem lahan garapan ini diakui oleh pak MH (45 Tahun) dan pak ST (40 Tahun) menyebabkan aktivitas petani menjadi berkurang, sehingga keterlibatan anggota keluarga dalam pertanian menjadi berkurang. Padahal disisi lain kepemilikan lahan sawah sedikit, maka tidak mengherankan anggota keluarga memilih mencari pekerjaan lain diluar pertanian, seperti berwirausaha, menjadi buruh dan lain sebagainya. Hal ini dikemukakan oleh pak HA (52 Tahun) sebagai seorang pengusaha agen sembako yang mengemukakan bahwa lahan yang sekarang dijadikan toko dulu adalah kebun singkong. Berikut ini hasil inventarisasi janis lahan yang mengalami alih fungsi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. jenis tanaman alih fungsi lahan perkebunan
No
Jenis lahan asal
Keadaan lahan sekarang
1
Lahan garapan tanaman singkong
Berubah menjadi tanaman campuran
2
Lahan garapan palawija
Berubah menjadi lahan campuran
3
Lahan garapan padi kebun
Menjadi ladang campuran
4
Lahan garapan tanaman lada
Menjadi ladang campuran
Sumber: Data primer peneliti (2014)

Berdasarkan wawancara mendalam dengan narasumber diketahui bahwa di lingkungan masyarakat Sukatani umumnya di kecamatan Malingping bahwa tidak ada pendidikan sekolah kejuruan (SMK) bidang pertanian. Tidak adanya SMK pertanian berbanding lurus dengan tidak ada prodi pertanian ketika melanjutkan ke perguruan tinggi. Dampak negatifnya yaitu transfer inovasi pertanian tidak berjalan, padahal disisi lain luas area pertanian sedikit sehingga memerlukan inovasi untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. Oleh sebab itu, seiring dengan berjalannya waktu terjadi regenerasi  pada keluarga petani. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 11 tentang ketegori perguruan tinggi yang ditempuh dan dimiliki oleh anak petani.

Tabel 11
Kategori perguruan tinggi yang ditempuh dan dimiliki
No
Prodi yang ditempuh dan dimiliki
Jumlah
1
Pendidikan
15
2
Fisip 
6
3
Teknik
2
Sumber: Data primer peneliti (2014)
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka sangat penting untuk melakukan inovasi pertanian, dengan salah satu langkahnya yaitu peningkatan pendidikan petani. Peningkatan pendidikan petani ini, langkah yang paling penting yaitu dapat mengatasi regenerasi, sehingga sektor pertanian bukan lagi sektor pekerjaan utama melainkan sebagai pekerjaan sampingan. Oleh sebab itu, dalam tujuan penelitian ini mengkaji bagaimana eksistensi regenerasi sehingga dapat diperoleh solusi atau penanganan terbaik demi membawa pertanian kearah yang lebih baik. Berikut ini disajikan pada Tabel 12 hasil analisa keuntungan, kelemahan dan tantangan eksistensi pertanian yang mengalami regenerasi.

Tabel 12.
Eksistensi yang mengalami regenerasi
No
Analisis
Kondisi pertanian yang menaglami regenerasi
1
Kekuatan
1.     Ilmu inovasi pertanian mudah didapatkan
2.     Banyak ditemukannya pupuk dan sistem garapan yang mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi
3.     Adanya kelembagaan pertanian sebagai penanggulangan minimnya usaha tani
2
Kelemahan
1.     Kepemilikan lahan sangat kecil yaitu mayoritas dibawah ½ ha sedangkan jumlah tanggungan dalam keluarga sangat besar
2.     Pekerjaan petani menjadi pekerjaan sampingan sesudah buruh
3.     Lahan perkebunan sebagai alternatif lahan sawah berubah menjadi lahan dengan sistem agroforesti berupa tanaman sangaon, jabon dan lain sebagainya
4.     Rendahnya pendidikan petani
5.     Masyarakat yang bekerja sebagai petani berada dalam rentang usia diatas 30 tahun
3
Tantangan
1.     regenerasi  akan terus bertahan jika tidak diimbangi dengan inovasi pertanian terutama diperlukan penguatan ilmupengertahuan dikeluarga petani
2.     Diperlukan penguatan kelembagaan pertanian
3.     Diperlukan menjadikan lahan perkebunan menjadi sistem garapan

Judul Penelitian         : “Banyak Generasi, Sedikit Bertani”:
Kajian Tentang Regenerasi Bertani pada Masyarakat Sukatani Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping, Lebak-Banten.
Peneliti Remaja           : Muhamad Jaja Firdaus, Rika Sri Utami
Nama Informan           : Informan (Sampel Penelitian)
Tempat Wawancara    : Sukatani
Hari/ Tanggal             : 10 Juli 13
Jam                              : 10.00 – 13-00 WIB
Jabatan Informan        : Ketua RT
Hal/Pokok                  :
1. Pemikiran Masyarakat Sukatani terhadap Regenerasi bertani
No
Informan
Petikan wawancara
1
Pak HA
 “ Didieu mah tatangga jeung tatanggana teh sabenerna mah sakulawarga, katurunana ama tohir jeung ibu emeh”.
2
Pak SE
“ Keur baheula mah anau jadi patani didieu teh meni loba , tapi kuari kalah nga euweuhan….”
3
Pak AD
“ lah neng pagawean bapak mah ngeun sakieu-kieuna,, anak kalah euweuh gawe ka Jakarta,, induna malah gawe deui di warung batur,,,”
4
Pak RT
“.. dasar didieu mah budakna ngareredul, jeung deui saeutik lahana..”
5
Pak MH
“ kieu neng, ceng jadi patani mah cek budak kuari mah cape, kotor, panas jeung deui gengsi ka kabogoh ..”
6
Ibu ST
“ Teuterang puguh ema mah neng,,,  tapina lamun kumpul-kumpulmah ema oge osok….”
7
Pak EMN
“ Didieu yeuh, keur bahelamah kebon dangder wungkul, ari kuari geus jadi sakola SD”
8
Pak SBR
“,, Kumaha rek aya generasi petani, sakolana oge ngeun ukur sakola doank, teu ngarti ta kana elmu patanian”
9
Pak Ha
“ Tah neng, ceng, tatangga nu didinya sabenerna mah bapakna teh tukang kuli di sawah, tapi anakna mah malah jadi guru”
10
Pak Mh
“.. lamun aya panerusna mah meureun ceng moal kieu hirup bapa teh,, ieu mah nya jadi patani, nya ngojeg “.
2. Pemikiran masyarakat tentang program GAPOKTAN
No
Informan
Petikan Wawancara
Tujuan GAPOKTAN
Manfaat GAPOKTAN
1
Pak HA
“.. Atuh eta lamun aya sumbangan ti pamarentah masalah patanian osok ka dinya heula..”
“ manfaat gapokta teh mere elmu kana anu teu nyaho cara nyawah anu bener”
2
Pak SE
“.tempat kumpulna patani di desa ieu mereun neng, ja sok aya eta kupulan mah. Jeung deui sok aya penyuluhan”
“Atuh nya kitu manfaatna teh bisa mantuan patani anu teu boga modal jeung nyawah”
3
Pak AD
“.. Kieu meureun ceng, gapoktan teh tempat urang nginjem duit jeung modal tani.. ja sok aya eta nu nginjem modal ka dinya.”
“bisa mantuan ka warga anu butuh bantuan jeung sawahna atawa mere solusi”
4
Pak RT
osok mere bahan jeung patani, misalna : pupuk, orea anu di pikabutuh ku patani bae..”
“atuh kitu meureun neng, kahiji urang bisa kenal kapatani anu lain, babagi elmu”
5
Pak MH
teu rada ngarti puguh ceng kanu kitu mah,, tapi osok lamun aya kumpulan jeung patani deui mah biasana mah sok ngobrolkeun masalah ka patanian bae..”
pangaruh bae aya gapoktan mah, aya anu mere bahan geusang kaperluan patani”
6
PAK Ha
osok mere palajaran ka patani soal pasawahan, panyakitna jeung sajabana”
bisa nyaho panyakit pare, obat jeung panyakit pare jeung sajabana”
7
Pak EMN
Gapoktan mah ngeun saukur  kelompok tani doang anu tujuanna sok ngumpulkeun patani di kampung sukatani ieu jeung sok aya penyuluhan oge  ..”
nyaho ka patani anu sejen jeung bisa nyaho jenis panyakit anu aya tina pare, macam-macam obat pare”
8
Ibu ST
“ teu pati arapal neng kanu kitu mah tapi kadang-kadang sok aya kadoang penyuluhan mah jeung warga didieu.. tapina ngeun saukur kitu doang..”
ibu oge kabantuan ku ayana gapoktan, lamun keur teu gaduh modalna bisa nambut kadinya”
9
Pak SBR
“ Tujuan Gapoktan teh tempat ngabagi elmu pertanian ka patani di kampung ieu”
“manfaatna urang bisa nyaho cara melak pare, cara ngarawatna jeung cara panen anu bener”
10
Pak Mh
“teterang eta nyinaon palingan sok kumpul-kumpul doing kawas kitu soalna merenan didieu mah te pati di andelkeun gapoktan mah”
“manfaatna, cek abdi mah bisa ngamajukeun patani anu kurang mampu”

3. Pemikiran  masyarakat sukatani tentang
No
Informan
Petikan Wawancara
Tujuan BOS
Manfaat BOS

Ibu SKM
eta bantuan ti pamarentah sang ngaganti bulanan barudak
Ku sabab aya etaabdi teu kudu mayar sakola”

Ibu SDK
cenamah eta pamrea ti pamarentah jeung biaya sakola”  
Abdi teu kudu mikiran bayaran bulanan

Ibu TR
Biaya ti pamarentah sang mayaran biaya sakola”
Kabutuhan sapopoe teu dibagi dua jeung kabutuhan sakola, ja kabutuhan jeung sakola aya subsidi ti pamarentah”

SN
Cenah mah eta duit sang mayaran biaya sakola”
Ngurangan pangaluaran, nu biasana dobel kabutuhan dapur jeung kabutuhan sakola iyeu mah  ngan kabutuhan dapur bae”

SR
ngaringankeun biaya sakola tarutama nu disakola swasta
Lumayan mantu-mantuan sang meuli buku jeung teu kudu bayaran”

AN
Sakola jadi gratis laju urang teu kudu mayar asal daek bae sakola” 
Salain jeung mayar sakola dipake jeung meuli-meuli delan

LI
Subsidi ti pamarentah sangkan te kudu mayar bangunan sakola
" Anak abdi bisa sakola, te kudu lieur-lieur mikiran duit na timana" (

UN
Sakola geratis 9 taun
Bisa ngaleuwihan duit rumah tangga, bisa meuli kaperluan dapur tapi bisa mengurangi duit jajan anak



Comments

Popular posts from this blog

PENEMUAN MINERAL

MAKANAN ASIA TENGGARA

LANGKAH-LANGKAH MENGADAKAN PENYULUHAN KESEHATAN