KURANG ENERGI PROTEIN PADA ANAK
- Get link
- X
- Other Apps
KURANG ENERGI PROTEIN PADA ANAK
Anak usia di bawah lima tahun
(balita) merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi,
diantaranya adalah masalah kurang energi protein (KEP) yang merupakan masalah
gizi utama di Indonesia. Untuk mengantisipasi masalah di atas, diperlukan upaya
pencegahan dan penanggulangan secara terpadu di setiap tingkat pelayanan
kesehatan, termasuk pada sarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas
perawatan, Puskesmas, Balai Pengobatan, Puskesmas Pembantu, Pos Pelayanan
Terpadu, dan Pusat Pemulihan Gizi yang disertai peran aktif masyarakat.
Agar upaya penanggulangan gizi buruk lebih
efektif diperlukan peran rumah sakit yang lebih proaktif dalam membina
puskesmas. Peran proaktif yang diharapkan adalah menfasilitasi pelayanan
rujukan meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sarana. Untuk mencapai pelayanan
yang optimal diperlukan adanya buku pedoman sebagai acuan.
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi (AKG). KEP diklasifikasikan menjadi 3 yaitu KEP ringan, KEP
sedang, dan KEP berat/gizi buruk. KEP
ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80% baku median WHO-NCHS
dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 80-90% baku median WHO-NCHS. KEP sedang bila BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB
70-80% baku median WHO-NCHS. KEP berat/Gizi buruk bila
BB/U <60% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB <70% baku median WHO-NCHS.
KEP berat/Gizi buruk secara klinis terdapat dalam 3 (tiga) tipe yaitu, Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmik-Kwashiorkor. Tanpa melihat Berat Badan bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah KEP berat/Gizi buruk tipe Kwashiorkor. KEP nyata adalah istilah yang digunakan di lapangan, yang meliputi KEP sedang dan KEP berat/Gizi buruk dan pada KMS berada di bawah garis merah (tidak ada garis pemisah antara KEP sedang dan KEP berat/Gizi buruk pada KMS). KEP total adalah jumlah KEP ringan, KEP sedang, dan KEP berat/Gizi buruk (BB/U <80% baku median WHO-NCHS).
Gejala klinis KEP berat/gizi buruk yang
dapat ditemukan:
a. Kwasiorkor
-
Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada
punggung kaki (dorsum pedis)
-
Wajah membulat dan sembab
-
Pandangan mata sayu
-
Rambut tipis, kemerahan seperti warna
rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
-
Perubahan status mental, apatis, dan rewel
-
Pembesaran hati
-
Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila
diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
-
Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
-
Sering disertai :penyakit infeksi umumnya akut, anemia, diare.
b. Marasmus
- Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng, rewel
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai
tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy
pants”)
- Perut cekung
- Iga gambang
- Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya
kronis berulang) dan diare
c. Marasmus – Kwasiorkor
Gambaran klinik merupakan
campuran dari beberapa gejala klnik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U
<60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.
Pada
setiap penderita KEP berat/Gizi buruk, selalu periksa adanya gejala defisiensi
nutrien mikro yang sering menyertai seperti : Xerophthalmia (defisiensi vitamin A), Anemia
(defisiensi Fe, Cu, vitamin B12, asam folat), dan Stomatitis
(vitamin B, C).
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment